Sabtu, April 20, 2024
BerandaBale BandungPesilat Naga Kuning Institute dari 7 Negara Eropa Serbu Alam Santosa

Pesilat Naga Kuning Institute dari 7 Negara Eropa Serbu Alam Santosa

CIMENYAN, Balebandung.com – Sebanyak 17 pesilat dari 7 negara Eropa; – Inggris, Jerman, Skotlandia, Norwegia, Swedia, Swiss dan Italia berkumpul di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, di Pasir Impun, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung pada Jumat (19/7/19).

Kordinator Naga Kuning Institute, Angelique de Bruin menjelaskan, kehadiran mereka dalam rangka menghadiri Temu Pendekar Internasional III di Balekota Bandung Jl. Wastukencana, Sabtu (20/7/19). Menurut rencana mereka akan berada di Bandung hingga Kamis (25/7).

“Kami menghadiri acara di Balaikota Bandung atas undangan Kang Edwin Senjaya selaku Ketua MASPI (Masyarakat Pencak Silat Indonesia). Salah satu guru kami yang hadir melatih di Pasir Impun ini pesilat Ki Daus,” kata Angelique.

Salah satu pesilat dari Naga Kuning Institute ini Gino Hoogervors yang sudah 3 tahun terakhir mempelajari pencak silat aliran Sera, merasa senang tinggal di Alam Santosa.

“Tempatnya bagus sekali karena kental dengan unsur budaya. Apalagi tuan rumahnya, tahu persis tentang sejarah dan budaya pencak silat. Kebetulan sekarang di Eropa bagi pemuda seusia saya, mulai banyak yang ingin tahu tentang seni bela diri pencak silat di negara asalnya. Makanya, kami jadwalkan di masa liburan ini pergi langsung ke Indonesia,” kata Gino di sela berlatih pencak silat di Alam Santosa untuk persiapan penampilan di Balekota Bandung.

Pemilik Eko Wisata Alam Santosa, Eka Santosa selaku tuan rumah, mengaku kaget atas ‘serbuan’ mendadak dari para pesilat mancanegara ini.“Semula kaget ya. Namun kagum ke tamu-tamu dari negeri Eropa ini. Jauh-jauh hanya ingin mendalami ilmu beladiri pencak silat. Sementara di negeri kita sendiri, anak-anak muda kini malah gandrung dengan bela diri dari luar negeri. Tambah kaget, ketika tahu para pelisat ini, justru akan mendukung penetapan pencak silat sebagai warisan budaya (tak benda) asal Indonesia oleh UNESCO. Katanya, keputusannya keluar akhir tahun 2019,” ungkap Eka

Eka menganggap mereka ini sebagai tamu kita semua. “Kebetulan pula dengan Ki Daus salah satu guru silatnya. Kami sering bertemu dalam kegiatan bersama, tetapi kalau dalam hal pencak silat baru kali ini,” ujar Eka.***

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img