BANDUNG – Sebanyak 28 rumah di Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung rusak akibat luapan air anak sungai Cidurian. Tingginya curah hujan diperparah dengan makin berkurangnya resapan air di Kawasan Bandung Utara (KBU) disinyalir jadi penyebab.
Lurah Cibeunying Moch. Jauhari menyebut dari 28 rumah rusak itu, enam di antaranya mengalami rusak berat, satu rusak ringan, sisanya 21 rumah terendam luapan air anak sungai Cidurian. Kerusakan parah terjadi di RW 08 dan RW 11.
“Satu orang warga berusia 60 tahun mengalami luka hingga tujuh jahitan. Adapun kerugian harta ditaksir sebesar Rp500 juta,” ungkap Jauhari kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Rabu (10/2/16).
Berdasar data yang berhasil dihimpun, peristiwa bermula saat hujan yang mengguyur Bandung pada Senin (8/2) sekitar pukul 14.00 WIB. Namun dalam hitungan jam, air terus meluap meski hujan tidak begitu besar.
Luapan air anak sungai Cidurian diperparah dengan tergerusnya sisa-sisa tebangan pohon (tunggul kayu) dan dapuran bambu yang memicu tersendatnya aliran air. Akibatnya air pun masuk ke rumah warga yang ada di bantaran anak sungai tersebut.
Selain membenahi rumah-rumah yang rusak, warga juga masih terus berupaya mengevakuasi dapuran bambu yang masih terperangkap di dalam anak sungai dengan lebar sekitar 1,5 meter tersebut. Apalagi hujan masih terus mengguyur Bandung terutama di sore hari.
Sejumlah pengembang perumahan di KBU diminta ikut bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Jauhari mengatakan, pihaknya sudah memanggil pengusaha antara lain Dago Resort dan Clove Garden Apartment untuk turut serta mencari solusi penanganan bencana.
“Kami kumpulkan para Ketua RW terkait, termasuk pihak Dago Resort dan Clove Garden Apartment, meski mereka berada di desa tetangga (Ciburial dan Mekar Saluyu),” sebut dia.
Menurutnya, para pengembang tersebut juga harus beekontribusi pada para korban bencana. Karena bagaimanapun, banyaknya pembangunan di KBU tersebut turut berefek negatif pada lingkungan.
“Jangka pendeknya mereka berkomitmen memberikan bantuan bagi korban bencana. Tapi kami juga minta para pengusaha tersebut ikut memikirikan bagaimana antisipasinya agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari,” papar Jauhari.
Dia menambahkan, pihaknya membuat posko bantuan di kantor kelurahan bila ada pihak tertentu yang hendak memberikan bantuan. “Sejumlah bantuan yang sudah masuk baru sebatas makanan dan minuman. Selain obat-obatan, para korban saat ini butuh alat dapur dan rumah tangga, pakaian, alat sekolah,” kata Jauhari.