BANDUNG – Selain membangun Polder Cieunteung, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) juga merancang pembangunan Floodway Sungai Cisangkuy di Kabupaten Bandung guna mengurangi dampak banjir akibat luapan Sungai Citarum.
“Tahun ini pembangunan Floodway Cisangkuy sudah bisa kontrak,” kata Kepala BBWSCit Yudha Mediawan kepada Balebandung.com, saat ditemui di Kantor BBWSCit, Jl. Inspeksi Cidurian STA 5600 Soekarno Hatta, Bandung, Senin (4/4/16).
Yudha menerangkan floodway ini dibangun karena kapasitas Sungai Cisangkuy eksisting di bagian hilir, kini hanya bisa menampung debit 86 meter kubik per detik. Sedangkan banjir yang sering terjadi adalah 220m3/det. “Nah, kelebihan debit 134 m3/det yang tidak bisa ditampung di Sungai Cisangkuy sehingga mengakibatkan banjir,” jelas Yudha.
Akan tetapi, kondisi Sungai Cisangkuy di bagian hilir atau dekat muara sungai, saat ini tidak bisa dilebarkan karena di kiri dan kanan sungai sudah padat penduduk, sehingga perlu dibuat sungai baru atau saluran banjir (floodway) ini. Tujuannya, untuk mengurangi banjir yang setiap tahun terjadi di pemukiman, industri dan pesawahan di wilayah Desa Kamasan Kec Banjaran Kab Bandung dan Kec Pameungpeuk.
Floodway Sungai Cisangkuy ini panjangnya mencapai 8.173 meter yang terdiri dari normalisasi Sungai Cisangkuy sepanjang 2.743 m dari intel (Desa Tarajusari) ke arah hulu. Kemudian membuat sungai baru (floodway) sepanjang 1.571 m dari Sungai Cisangkuy (Desa Tarajusari) ke Sungai Ciranjeng (Desa Bojongkunci) Pameungpeuk. Normalisasi juga dilakukan pada Sungai Ciranjeng sepanjang 3.859 m ke arah muara Sungai Citarum.
Dalam proyek floodway ini juga dibuat bangunan pembagi (regulator) pengendali banjir pada awal floodway di Sungai Cisangkuy yang berakhir di floodway Sungai Ciranjeng. Kemudian membuat talang sebanyak 3 buah untuk pengaliran saluran pembawa irigasi Ciherang, dan jembatan sebanyak 3 buah. [iwa]