BANDUNG – Sebanyak 25 ribu peserta gowes menjadikan Bandung Lautan Sepeda dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2018, yang digelar Kodam III/Siliwangi di Depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Bandung, Sabtu (10/11/18).
Sepeda santai yang bertajuk Bandung Lautan Sepeda diikuti oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo, Menteri Kabinet Kerja diantaranya Menkopolhukam, Menhan dan Mensos. Selain itu, Gowes Bandung Lautan Sepeda diikuti juga Panglima TNI, Kapolri, Kasad, Kasal, Kasau, Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jabar, Gubernur Jabar dan pejabat lainnya.
Presiden Jokowi yang berpakaian pemuda jaman dulu melepas peserta gowes yang menempuh jarak lebih kurang 15 Km dengan rute star dari Gd. Sate Jalan Diponegoro- Jl. Ir. H. Juanda-Jl. Merdeka-Jl. Lembong-Jl.Tamblong-Jl. Asia Afrika- Jl. Sudirman- Jl. Elang Raya-Jl. Rajawali- Jl. Nurtanio- Jl. Abdurahman Saleh- Jl. Pajajaran-Jl. Pasirkaliki-Jl. Pasteur-Jl. Cihampelas Bawah-Jl. Wastukencana- Jl. RE. Martadinata-Jl. Ir. H. Juanda-Jl. Diponegoro dan finis di Gd. Sate J. Diponegoro.
Kemudian rute kedua menempuh jarak lebih kurang 5 Km yang dilalui oleh Presiden dan rombongan, start dari Gd. Sate Jl. Diponegoro-Jl. Ir. H. Juanda,-Jl. Merdeka- Jl. Aceh- Jl. Banda dan masuk melalui pintu samping Gd. Sate finish.
Atas sinergisitas Kodam III/Siliwangi, Polda Jabar dan Pemprov Jabar acara sepeda santai Bandung Lautan Sepeda berjalan dengan lancar dan meriah, dengan semboyan semangat Pahlawan di Dadaku, Bandung Lautan Sepeda Bersama Rakyat TNI Kuat.
Nih, cerita Jokowi di akun facebooknya.
“Menyusuri Kota Bandung di pagi hari 10 November 2018. Saya mengayuh pedal sepeda onthel tua tanpa rem tangan, mengenakan busana ala pemuda-pemuda zaman kemerdekaan, dan berselempang tas kulit.
Beginilah saya dan warga Kota Bandung merayakan Hari Pahlawan 2018 yang jatuh pada akhir pekan dengan acara bertajuk Gowes Bandung Lautan Sepeda yang digelar Kodam III/Siliwangi. Kami berangkat dari Gedung Sate, mengitari kota sejauh lima kilometer sampai ke pintu belakang Gedung Sate lagi. Pakaian dan sepeda seperti ini untuk mengenang masa-masa perjuangan di tahun-tahun 1945.
Oh ya, sepeda ini tanpa rem tangan. Terus terang, saya agak grogi. Jadi, kalau jalan di turunan tajam, ya saya mau tubrukkan ke trotoar supaya berhenti. Tapi ternyata tidak perlu hehe. Di jalan menurun tajam, saya turun, lalu sepeda ini saya tuntun.” ***