BANDUNG – Kepala Satker Jalan Tol Cisumdawu Rida Nurfaida mengakui urusan lahan selalu menjadi masalah dalam setiap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Masalah pendanaan juga mjadi kendala lain yang ikut mewarnai dalam setiap pembangunan yang dilakukan.
“Lahannya sebenarnya besar, seksi I keseluruhan total lahan Rp920 miliar. Tapi hanya butuh 40% dari nilai itu,” sebut Rida usai bertemu Sekda Jabar Iwa Karniwa, Selasa (12/4/16).
.
Ia melanjutkan, untuk pembebasan lahan semuanya dibiayai oleh pemerintah pusat dengan total anggaran sekitar Rp365 miliar. Namun sayang anggaran tersebut belum bisa dicairkan.
“Sudah kita sampaikan semua ke pusat. Harapannya APBN Perubahan ini kita bisa dapat alokasi. Kalau itu jadi prioritas, bisa cepat selesai,” ujarnya.
Rida menambahkan, pihaknya terus melakukan pengerjaan meski saat ini memasuki musim penghujan. Sebagai contoh, untuk pengerjaan fisik pada fase I, pengerjaannya sudah mencapai 82%.
“Kalau tanah memang sempat belum optimal, karena intensitas hujan. Harapannya di April ini jarang hujannya, sehingga pengerjaan tanah sisanya mulai dikerjakan. Masih banyak pekerjaan tanahnya, semoga bisa dikebut,” ujarnya.
Adapun untuk pengerjaan fase II, pihaknya belum mengerjakan pembangunan fisik karena belum cairnya dana dari APBN. “Harapannya dengan adanya uang muka untuk pekerjaan konstruksi fase II bisa lebih cepat,” ucap Rida.
Untuk daerah-daerah yang rawan longsor, pihaknya akan menyesuaikan pembangunan dengan kondisi lahan yang ada. Karena ada beberapa titik di jalan tersebut yang memang rawan.
“Kita sudah meminimalisasi, kita ambil desainnya mengikuti kontur, tidak melawan kondisi alam. Kita melibatkan ahli-ahli geologi, dari ITB, termasuk juga dari kementerian,” tandasnya.