JATINANGOR – Gubernur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Kabupaten Sumedang Prof. Dr. Ermaya Suradinata, M.Si., bertekad dirinya akan terus melakukan perubahan yang lebih baik di internal kampus yang dipimpinnya. Gubernur menandaskan ia akan membersihkan kampus dari tindakan yang tidak terpuji yang dilakukan para praja khususnya.
“Kita sedang berupaya untuk terus melakukan perubahan dan mempersiapkan IPDN yang lebih baik dari yang selama ini IPDN lebih dikenal melakukan praktik kekerasan,” ungkap Ermaya, saat bersilaturahmi dengan para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Komunikasi Sumedang (Forkowas) di Kampus IPDN Jatinangor, Jumat (15/1/16).
Ermaya mengakui pihaknya sedang mencari format agar tidak ada lagi terjadi kasus tindakan kekerasan di antara praja, seperti yang diinstruksikankan Presiden Jokowi dan Mendagri Tjahjo Kumolo.
Jika masih ada tindak kekerasan, imbuh Ermaya, pihaknya tidak akan segan memberi sanksi untuk memberhentikan praja yang bersangkutan dan dikembalikan ke daerahnya serta kedua orangtuanya.
“Kalau sebelumnya masih ada kekerasan terhadap praja, pelakunya hanyalah oknum praja yang cari sensasi saja. Sekarang aturannya sudah jelas, tidak boleh ada lagi kekerasan, tidak ada lagi senior yang memberi sanksi hukuman keras kepada praja juniornya. Yang ada sekarang itu dibalik, pengasuh yang berpakaian seragam, dosen dan pelatih yang harus melayani praja,” tandas gubernur.
Apalagi menurutnya kini IPDN menjadi kampus pelopor Gerakan Revolusi Mental. “Jadi, sebagai Gubernur IPDN yang baru, tugas saya harus membersihkan IPDN dari kesan kekerasan selama ini. Saya memang harus berani dan hal ini saya lakukan demi bangsa dan negara juga,” pungkas Ermawan.