IBUN,balebandung.com – Ketua Partisipasi Publik Untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Puspa) Kabupaten Bandung, Yanti Lidiati mengatakan, Puspa berusaha untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai lembaga maupun pemerintah.
“Kita di Puspa jangan berpikir apa yang didapat, tapi apa yang bisa kita berikan,” kata Yanti saat menerima kunjungan Puspa Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah di SMK An-Nur Desa Lampegan Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Rabu (5/10/2022).
Yanti menyebutkan bahwa perempuan harus cerdas, karena perempuan bagaimana bisa menumbuhkan industri rumahan atau ekonomi kreatif. Misalnya, memanfaatkan produk lokal untuk membuat seragam atau pakaian dari bahan baku sarung.
“Program Puspa itu fokus ketahanan keluarga, selain fokus pada bagaimana menurunkan angka pernikahan dini, stunting dan kenakalan remaja,” kata Yanti.
Ia mengatakan, Puspa Kabupaten Bandung belum menerima pendanaan dari dinas maupun pemerintah, karena Puspa tak pernah melayangkan proposal. “Tapi yang dibutuhkan oleh kami itu sinergi dan suport dari berbagai pihak,” harapnya.
Yanti menyebutkan Puspa tempat berkumpul berbagai elemen. Untuk itu, bagaimana kolaborasi dan sinergi dengan perusahaan sekitar untuk menyelaraskan program, supaya bisa berkesinambungan. “Masyarakat sejahtera, kita juga bahagia,” ucapnya.
Puspa, kata dia, selalu memprioritaskan pendidikan, sebagaimana yang diharapkan orang tua terhadap anak-anaknya supaya bisa sekolah hingga perguruan tinggi atau universitas.
“Untuk itu, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sangat dibutuhkan. Bagaimana keluarga mengembangkan, bagaimana pola orang tua mengajarkan anaknya di rumah. Rumah itu bagian dari sekolah,” katanya.
Menurutnya, Puspa juga bagaimana untuk menurunkan pernikahan dini. Disaat terjadi pernikahan dini jangan salahkan pemerintah, tapi bagaimana peranan orang tua atau keluarga terhadap anak-anaknya.
“Puspa juga berusaha bagaimana memberikan perlindungan pada anak dari kejahatan seksual,” katanya.
Tak hanya itu, kata Yanti, Puspa juga berusaha untuk turun ke lokasi bencana. “Alhamdulillah, masih banyak hamba Allah SWT yang peduli terhadap warga sekitar, untuk meringankan warga sekitar yang terkena bencana,” tuturnya.
Yanti mengungkapkan, bahwa Puspa juga ingin mencetak perempuan-perempuan hebat, agar bisa memberikan kontribusi pada negara.
“Sebagai penghasil ekonomi keluarga, satu orang perempuan harus memiliki satu produk. Untuk memandirikan masyarakat,” katanya.
Ia berharap sebagai perempuan jangan menggantungkan diri pada laki-laki. “Sebagai perempuan harus mandiri, berdaya, bukan untuk menyaingi suami tapi merubah generasi. Perubahan keluarga dari ibu, tapi bukan merendahkan laki-laki. Anak sukses lahir dari seorang ibu yang hebat,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Puspa Jawa Barat Ratna Ningsih mengatakan, bahwa kerjasama, kolaborasi sama penting semuanya. “Tidak saling menyalahkan, jangan ada kebohongan harus transparan dan terbuka. Kerja ikhlas, tanpa ikhlas cape,” kata Ratna.
Ia mengungkapkan, bahwa Puspa milik semua. Semua instansi pemerintah bergabung di Puspa. “Ini bagian dari partisipasi publik,” katanya.
Ketua Puspa Kabupaten Katingan Winda Natalia turut memberikan apresiasi dan menyebutkan sangat luar biasa untuk Bandung dan Jabar.
Winda mengatakan, banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi, tapi tetap semangat dan menjadi inspirasi ke depan. “Kami berterima kasih perempuan bisa menduduki jabatan starategis,” katanya.
Winda mengatakan, Puspa Kabupaten Katingan berdiri pada 3 Juli 2021, sehingga begitu tertinggal. “Tapi bukan untuk mundur, tapi untuk maju dan berkembang,” katanya.
Ia pun berusaha untuk memberikan motivasi kepada sejumlah pihak. Menurutnya, ibu-ibu kuat dan menjadi tujuan ekonomi keluarga.
“Kami datang ke sini ingin belajar dan belajar. Kami ucapkan terima kasih, dan selalu diberkahi. Kami datang untuk belajar, dari kekurangan kami untuk belajar,” katanya.***