BANDUNG – Tirtawening Discovery Park merupakan sebuah pemanfaatan lahan yang digagas Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung dan Pemerintah Kota Bandung sebagai destinasi wisata baru yang berbasis ilmu pengetahuan dan digital yang didesain menyerupai taman dengan fasilitas yang menunjang masyarakat Kota Bandung untuk berlibur.
“Tirtawening Discovery Park akan menjadi destinasi baru yang dibuat di Kota Bandung, dengan tujuan memanfaatkan lahan kosong milik PDAM yang sebenarnya sangat berpotensi dan bisa dibuat sebagai tempat wisata yang mengedukasi karena berbasis ilmu pengetahuan dan digital,” terang Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat meresmikan dan peletakan batu pertama pembangunan Tirtawening Discovery Park di kawasan PDAM Tirtawening Kota Bandung, Jalan Badaksinga, Kota Bandung, Jumat (17/3/17).
Tirtawening Discovery Park sendiri terdiri dari Discovery World, Taman Temarik dan Gedung Parkir dengan daya tampung mencapai 500 mobil dan 1.000 motor. Walikota menargetkan untuk pembuatan Taman Tirtawening penyelesaiannya selama 6 bulan dan untuk gedungnya tahun 2018 sudah harus bisa digunakan.
“Di tempat ini akan dibangun Discovery Park, taman tematik sendiri dan sebuah gedung parkir yang dapat menampung 500 slot mobil dan untuk motor mencapai 1.000 sehingga nanti pengunjung tidak akan kesulitan mencari tempat parkir saat ingin berlibur kesini. Untuk targetnya sendiri saya ingin dalam waktu 6 bulan tamannya sudah selesai dan untuk gedung tahun depan harus bisa dipakai,” urainya.
Ridwan menambahkan, lahan-lahan BUMD tidak boleh ada yang nganggur, sebanyak lebih dari 100 aset milik PDAM belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu Pemkot bersama PDAM akan melakukan banyak inovasi sehingga yang dulunya lahan mati akan dihidupkan kembali.
“Bayangkan saja jika 1 aset kita kelola dengan baik akan menghasilkan banyak keuntungan. Apalagi kalau 100 aset tersebut kita jadikan sebuah tempat yang memiliki nilai ekonomis. Memubazirkan sebuah lahan yang memiliki potensi! Maka dari itu, saya gagas aset-aset BUMD ini harus diaktivasi supaya bermanfaat bagi masyarakat Kota Bandung. Jangan sampai seperti lahan yang di Maribaya karena tidak diberdayakan sekian lamanya sehingga digugat karena diaku oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.
Namun inovasi ini tidak akan mengganggu fokus utama dari PDAM Tirtawening sebagai perusahaan daerah yang bekerja melayani pasokan air kepada masyarakat. Selain itu, Emil punya ide untuk membentuk tim yang secara khusus mengelola aset-aset dari PDAM.
“Tetapi kondisi ini tidak akan mengganggu tugas utana dari PDAM sebagai perusahaan daerah yang bertanggung jawab mengelolaan air minum, air bersih dan air limbah. Dari sini saya menjadi kepikiran untuk membuat tim khusus mengelola aset-aset PDAM,” jelasnya.
Proyek yang memakan biaya mencapai Rp500 milliar ini diperuntukan untuk aktivitas publik yang dapat disewa ataupun dikerjasamakan jika ada pihak yang ingin memberdayakan tempat tersebut.
Emil menambahkan, berkaca dari keberhasilan Taman Sejarah, maka dari itu, akan dibuatkan kolam air dangkal untuk anak-anak bermain air, sehingga mereka memiliki banyak pilihan untuk berlibur saat weekend di Kota Bandung dengan gratis tanpa harus mengeluarkan uang sepersenpun. Tak hanya itu rencananya akan dibuatkan perpustakaan untuk mengedukasi masyarakat bahwa berlibur sambil belajar di Kota Bandung sangat mudah dijumpai.
“Eksperimen Taman Sejarah itu sangat berhasil. Banyak masyarakat yang senang dengan aneka fasilitas yang tersedia di situ, seperti kolam kecil yang menjadi primadona anak-anak untuk bermain air. Makanya kami akan membuat kolam serupa di sini untuk anak-anak. Kenapa kolam dangkal, karena kalau kolamnya dalam, saya kira orang tua mereka akan ikut bermain air juga,” jelasnya.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sony mengatakan, sejak 2016 PDAM sudah mengoptimalkan aset-aset milik PDAM yang belum digunakan, termasuk rumah dinas miliknya, ia sewakan untuk mendapatkan pemasukan lebih bagi PDAM hingga Rp1 miliar untuk pembangunan mesjid.
“Sejak 2016 kita sudah berusaha mengoptimalkan aset milik kita. Termasuk rumah dinas saya, saya sewakan mencapai Rp1 miliar yang akan digunakan untuk membangun sebuah mesjid,” imbuhnya.
Selain itu, Sony memaparkan kinerja perusahaan yang ia pimpin menanjak naik pada tahun 2017 labanya di atas Rp40 miliar, yang pada tahun sebelumnya hanya mendapatkan Rp10 miliar saja. Selain itu, pada tahun 2017 PDAM memiliki banyak program, salah satunya akan membuat 700 sambungan yang merupakan bantuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Semakin sini, PDAM semakin menaik. Dapat dilihat dari laba yang kita dapatkan pada tahun ini di atas Rp 40 miliar. Padahal pada tahun lalu hanya mendapatkan di bawah Rp10 miliar. Banyak program yang akan kita lakukan pada tahun 2017 diantaranya kita akan membuat 7.000 sambungan dari bantuan Mentri Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat hasil dari lobi-lobi kita,” paparnya.