Kamis, Oktober 10, 2024
BerandaBale BandungSelai Pisang Cikancung Capai Omset Rp 15 Juta/Minggu

Selai Pisang Cikancung Capai Omset Rp 15 Juta/Minggu

Sejumlah program pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bandung, telah mampu mendongkrak perekonomian masyarakat secara drastis di beberapa wilayah Kabupaten Bandung.

Salah satunya, seperti yang dirasakan oleh 520 orang pelaku usaha yang memproduksi selai pisang, di Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Sebelum mendapatkan dukungan program pemerintah, para pelaku usaha yang tergabung dalam satu kelompok, yang tiap kelompoknya beranggotakan 10 orang ini, hanya bisa mendapatkan omset sebesar Rp 4 juta per minggunya.

Namun setelah mendapatkan dukungan berupa suntikan dana dari Program Sabilulungan Pemberdayaan Masyarakat(PSPM), sebagai pendamping Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), para pelaku usaha ini sekarang bisa mendapatkan omzet hingga Rp 15 juta bahkan lebih setiap minggunya.

Hal ini bisa terwujud tak lepas dari peran utama Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Mitra Sadaya Kecamatan Cikancung, sebagai pengelola program, serta dukungan penuh pihak Kecamatan Cikancung, sebagai perwakilan pemerintah Kabupaten Bandung.

Keberhasilan (UPK) Mitra Sadaya Kecamatan Cikancung, dalam mengelola program pemberdayaan ini, dihadiahi predikat “Unit Pengelola kegiatan terbaik se-Kabupaten Bandung” dari sisi administrasi dan manajemen pengembalian uang kredit dari para pelaku usaha, ke pihak pengelola.

Ketua UPK Mitra Sadaya, Asep Wikanda didampingi Sekretaris Kecamatan Cikancung Edi Kusnadi menjelaskan, pada awalnya UPK Mitra Sadaya dipercaya mengelola dana awal hanya sebesar Rp1,3 miliar pada tahun 2009.

“Sekarang dana serta aset yang kami kelola sudah mencapai Rp18.850.000.000, itu dihitung dari jumlah yang bergulir selama lima tahun dari tahun 2009 hingga 2014,” ungkap Asep kepada Balebandung.com, di Kantor Kecamatan Cikancung, Kamis (14/1/16).

Asep menambahkan, UPK Mitra Sadaya juga kini mendapatkan tambahan anggaran dari pemerintah sebesar Rp 187 juta dari total anggaran Rp 2,5 miliar untuk 13 kecamatan di Kab. Bandung. Pada awal pengembangan usaha, setiap warganya mendapatkan pinjaman modal usaha sebesar Rp 500 ribu per anggota atau Rp 5 juta per kelompok.

“Karena pada umumnya berhasil, maka setiap kelompok usaha diberikan peningkatan plafon kredit sebesar Rp 20 juta. Dengan adanya program ini sangat membantu masyarakat dalam peningkatan perekonomian,” kata Asep.

Oleh sebab itu pengurus UPK semakin giat melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha lainnya, agar bisa seperti pelaku usaha selai pisang, yang telah merasakan manfaatnya.

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

spot_img