BANDUNG – Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Kepengurusan Kadin Jawa Barat periode 2013 -2018 menggelar Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Jawa Barat III, yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta, Jl. Sumatera Kota Bandung, Selasa (24/1/17).
Pada kesempatan itu Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan bahwa Jawa Barat memiliki modal kemajuan diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM), dengan jumlah penduduk yang besar, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dan berpotensi, fasilitas pendidikan yang baik, serta infrastruktur yang JK nilai relatif baik dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Karena itu wapres bilang ‘kelewatan’ kalau Provinsi Jawa Barat tidak maju dengan begitu banyak potensi yang dimiliki.
“Jawa Barat kalau tidak maju memang kelewatan. SDM jumlah penduduknya besar, punya sumber daya baik, dari pendidikan juga kampus- kampus terbaik juga ada di Jawa Barat semua, infrastruktur relatif baik juga dibandingkan yang lain,” kata Wapres.
JK pun menilai ekonomi Jawa Barat cukup baik dilihat dari jumlah ekspor yang cukup tinggi mencapai sekitar 18% dari total ekspor nasional. Namun, wapres menyebutkan ekonomi tidak bisa diukur dari pendapatan per kapita saja. Ini karena menurutnya masih terjadi kesenjangan.
Maka wapres pun sangat mendorong industri atau bentuk usaha apapun yang digagas warga pribumi. “Kalau dulu banyak orang Sunda yang jadi pemilik industri, pemilik hotel. Tapi sekarang lebih banyak yang jadi pekerja,ini masalah besar,” kata dia.
Karena itu, Wapres JK mendorong pentingnya mendorong para pengusaha muda dan pengusaha pribumi untuk bangkit, dan pemerintah pun senantiasa perlu mendukung pergerakan tersebut. “Intinya adalah semangat enterpreneur, membangkitkan kembali semangat pengusaha pribumi untuk berusaha,” ujar JK.
Sebelumnya Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang hadir membuka secara resmi Rapimprov tersebut memaparkan hal terkait kinerja perekonomian Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. Berdasar Badan Pusat statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, perekonomian Jawa Barat pada Triwulan III 2016 yang terukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 423,13 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 Rp 325,18 triliun.
“Sehingga, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat Triwulan III 2016 terhadap Triwulan III 2015 tumbuh 5,76% (yoy). Jadi meningkat dibanding periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 5,02%,” ungkap Wagub.
LPE Jabar juga tumbuh di atas LPE Nasional yang hanya 5,02%. Sementara itu, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi, sebesar 13,66%, sedangkan dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 13,08%.
Dari BPS Jabar, laju pertumbuhan, atau Source of growth (SOG) secara year -on -year (yoy) dari sisi lapangan usaha, yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah lapangan usaha industri pengolahan yaitu sebesar 1,96%, sedangkan dari sisi pengeluaran, andil positif terhadap pertumbuhan adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar 4,65%.
“Selanjutnya pada bidang investasi, total realisasi investasi PMA dan PMDN priode Januari sampai dengan September 2016 di Jawa Barat yaitu sebesar Rp 111,405 triliun, atau meningkat sebesar Rp 7,931 triliun dari periode yang sama tahun 2015. Dan ini telah mencapai 104,12% dari jumlah target investasi berdasarkan PMDB, yaitu Rp 107 triliun,” sebut Deddy.
“Realisasi investasi tersebut terdiri dari Rp 82,59 triliun proyek wajib LKPM, yang meliputi Rp 60,33 triliun PMA, dan 22,26 triliun PMDN, serta Rp 28,815 triliun proyek PMDN non- LKPM,” imbuhnya.
Adapun jumlah tenaga kerja yang terserap keseluruhan sebanyak 307.745 jadi meningkat sekitar 26.160 orang dari tahun 2015. Sedangkan jumlah proyek keseluruhan 28.034 proyek, meningkat sebanyak 1.960 proyek dari tahun 2015.
Sementara terkait Rapimprov yang digelar, Ketua Umum Kadin Jawa Barat Agung Suryamal Sutisno mengatakan, pelaksanaan Rapimprov kali ini adalah kali ketiga dari periode kepengurusan saat ini. Rapimprov kali ini kami mengambil tema, “Menjaga Keberlanjutan Sektor Riil dalam Perekonomian Nasional”, dengan sub tema “Penguatan UMKM dan Koperasi sebagai Pendukung Industri Manufaktur dan Agro di Jawa Barat.”
“Rapimprov ini adalah acara yang memang agenda dari ADART kami, dengan seluruh komponen dunia usaha, kami akan mengevaluasi kegiatan perekonomian. Salah satunya, kita juga akan meningkakan kerjasama dengan pemerintah dan akademisi, untuk meningkatkan kualitas skill dunia usaha, terkhusus untuk UMKM,” kata dia.
Agung menambahkan, agenda ini pun digelar dalam rangka menyerap serta mendapatkan informasi mengenai segala permasalahan yang terjadi di dunia usaha dan perekonomian secara nasional dan khususnya di Jawa Barat. “Pak Wapres hadir disini, semoga apa yang jadi hambatan usaha tentunya bisa ada solusi,” ucap Agung.