CILEUNYI, Balebandung.com – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar Temu Mitra Perluasan Keterlibatan UMKM dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Temu mitra bersama Badan Gizi Nasional (BGN) kali ini digelar di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pondok Pesantren Al-Kasyaf, Kampung Sukamaju RT 04/RW 10, Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, Jumat 1 Agustus 2025.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM M. Riza Damanik, Ph.D., mengatakan Program MBG jadi salah satu peluang usaha buat UMKM untuk terlibat dalam pemanfaatan bahan bakunya maupun bahan olahannya.
“Sehingga dapur di SPPG-SPPG itu bisa mendapatkan barang-barang atau bahan baku secara berkelanjutan dan berkualitas,” kata Riza.
Ia mengatakan Kementerian UMKM dalam pelaksanaannya melakukan pendampingan terhadap para supplier pangan. Sehingga nantinya supplier pangan kita bisa mendapatkan akses terhadap dapur tadi.
Riza mengatakan ada tiga prinsip dasar yang terus diperkuat kepada para supplier dan UMKM. Satu, bagaimana agar menjaga kualitasnya terus konsisten dan terjaga. Kedua adalah kuantitasnya terus terjaga “Jangan sampai hari ini ada barangnya. Besok tidak ada. Itu tidak boleh,” tukasnya.
Ketiga adalah bagaimana memastikan kontinuitas dari produk-produk yang disediakan. Sehingga kemitraan UMKM pasok antara UMKM dengan dapur ini bisa berjalan berkesinambungan.
“Karena perlu diketahui dapur harus berproses. Untuk bisa memberikan layanan makanan sehat, baik buat anak-anak kita,” jelasnya.
Maka oleh sebab itu, lanjut Riza, para supplier UMKM ini juga harus bisa memastikan kualitas dan kontunuitas produknya terjaga.
“Sehingga nantinya ekosistem ini betul-betul bisa memberikan manfaat besar kepada UMKM baik secara ekonomi, kepada dapur dan khususnya kepada anak-anak penerima manfaat Program MBG tersebut,” ungkapnya.
Riza lantas menunjuk contoh SPPG Al Kasaf Cimekar Cileunyi dijadikan tempat temu mitra UMKM di mana ada dua pelajaran yang menarik, sekaligus bisa menjadi contoh bagi tempat-tempat lainnya.
Pertama, lebih dari 60 persen produk-produk olahan SPPG Al Kasaf didapatkan dari UMKM-UMKM di sekitarnya. Menurut Riza, keberadaan SPPG ini memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar. Menggerakkan komoditi-komoditi unggulan di sekitar ini untuk memberikan manfaat ekonomi.
“Artinya, akan menciptakan lapangan pekerjaan dan bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Yang tentunya itu menguntungkan bagi UMKM kita, ” tuturnya.
Pelajaran kedua adalah di SPPG ini ada ekosistem yang berkelanjutan, di mana hasil kegiatan produksi di dapur itu limbahnya tidak dibuang begitu saja.
“Tapi justru dimanfaatkan, diolah bahkan memberikan nilai ekonomi tambahan kepada masyarakat, memberikan dampak kesehatan kepada anak-anaknya dan memberikan dampak kesehatan kepada lingkungannya,” tuturnya.
Riza berharap model SPPG Al Kasaf ini bisa terus dikembangkan bisa memberikan perluasan manfaat terhadap partisipasi UMKM dalam ekosistem Program MBG. ***













