BANDUNG, balebandung.com – Membanggakan dan melegakan ketika Bank Indonesia hadir di tengah para pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), untuk memberikan pendampingan sekaligus edukasi transformasi ekonomi, inklusi keuangan dan literasi digitalisasi.
Salah satu digitalisasi yang dikampanyekan BI adalah dengan pembayaran menggunakan QRIS TAP, selain ada juga layanan transfer melalui fitur BI Fast.
Terlebih hadir di tengah UMKM yang mengangkat kearifan lokal, seperti UMKM yang secara berkelanjutan memproduksi camilan, kudapan atau kuliner tradisional, yang menjadi ciri khas masing-masing daerah di Jawa Barat.
Masih banyak potensi UMKM berbasis kearifan lokal yang bisa digali oleh BI untuk diberikan pendampingan sekaligus mempromosikannya. Kehadiran BI di tengah UMKM ini sangat penting apalagi dengan merebaknya bank emok atau bank keliling, maupun rentenir berkedok koperasi yang kerap mengintai UMKM, termasuk pinjaman online (pinjol). BI sendiri dapat memberikan akses pembiayan ketimbang UMKM malah harus terlilit rentenir.
Kita menuju Kabupaten Bandung misalnya, di mana banyak kuliner yang menjadi ciri khas masing-masing kecamatan dan perlu mendapat perhatian dari BI Jabar.
Berbagai kuliner khas tradisional itu antara lain;
- Bangkerok Ketan (dari Kecamatan Cicalengka);
- Borondong Jagong (Kec Majalaya);
- Borondong Ketan (Ibun);
- Kiripik Elod (Ciparay);
- Kalua Jeruk (Ciwidey);
- Opak Bojongkunci (Pameugpeuk);
- Peuyeum Sampeu (Cimenyan);
- Es Sagwan (Nagreg);
- Ranginang (Cikancung);
- Bokis, (Bolu Kiju Soreang) (Kec Soreang);
- Pia Kawitan dan olahan susu sapi (Pangalengan). Contoh noga susu, permen susu, kerupuk susu, dodol susu dll;
- Rujak Ciherang (Banjaran), serta
- Opak Linggar, Kolontong, Lakar (Kecamatan Rancaekek).
Bahkan Pemprov Jawa Barat telah menetapkan Opak Linggar Rancaekek dan Rujak Ciherang Banjaran, sebagai karya budaya kategori Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tahun 2025.
Kunci utama dari kisah sukses kuliner kal semacam ini seringkali terletak pada kemampuannya untuk memahami dan merangkul kearifan lokal, mengintegrasikannya dengan tren global dan digitalisasi, serta menyajikannya dalam kemasan yang menarik. Disinilah BI bisa mengambil peran.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal
Kepedulian BI Jabar dalam mengangkat kearifan lokal untuk transformasi ekonomi ini sejalan dengan visi misi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Gubernur KDM mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan ekosistem budaya dan pengembangan potensi lokal berbasis kearifan lokal.
KDM meminta setiap kabupaten dan kota di Jawa Barat memiliki sebuah kampung budaya dengan ciri khas khusus dan berbasis kearifan lokal.
Hal itu disampaikannya dalam Pagelaran Budaya Mapag Pajajaran Anyar, Medal Gapura Ekosistem Budaya Kasumedangan, di Pendopo Pusat Pemerintahan Sumedang dan Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Rabu malam (29/10/2025).
“Pemprov Jabar siap membantu kabupaten/kota untuk membangun satu kawasan kampung dengan ciri khas masing-masing daerah. Contohnya, di sini dibangun Kampung Kasumedangan dengan 100 hingga 200 rumah di dalamnya, dibangun dengan karakter Sumedang Larang,” ujar KDM.
Nantinya masyarakat di kampung tersebut, termasuk anak-anak, akan diberikan pelatihan mengelola wisata, kuliner, dan kerajinan. Masyarakat juga akan dilatih mengelola alam dan lingkungan. Dengan begitu, kampung itu akan menjelma sebagai kampung wisata dengan karakter lokal.
“Saya sudah berhasil bangun di Purwakarta, nanti di Majalengka, Cirebon dan lainnya. Pemprov Jabar siap membantu sehingga nanti akan ada 27 kampung wisata yang bakal menjadi idolanya para turis kalau berkunjung ke Jabar,” tuturnya.
Menurut KDM, khusus untuk Sumedang, atraksi yang menarik turis yaitu pembuatan Tahu Sumedang dan Ubi Cilembu. Ia sudah merancang desain khusus Kios Tahu Sumedang, sehingga akan tampil menarik dan tidak terkesan kumuh. Wisatawan pun dapat melihat proses pembuatan Tahu Sumedang atau Ubi Cilembu di kios itu.
“Bangunannya harus bagus, bahan bakunya terbaik, produknya terstandarisasi sehingga akan tercipta merek Tahu Sumedang yang menarik. Nanti bisa seperti makanan cepat saji, franchise ada dimana-mana,” tandas KDM.
Dorongan tersebut disampaikan saat KDM – sapaan akrab Gubernur – menghadiri pembukaan Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2025, rangkaian dari Sunda Karsa Fest, yang digelar pada 17–20 Juli 2025 di Ballroom Trans Studio Mall, Kota Bandung.
Sunda Karsa Fest 2025 melibatkan lebih dari 300 pelaku UMKM yang menghadirkan lebih dari 100 ribu produk lokal berkualitas, mulai dari fesyen, kriya, hingga kuliner. Setiap harinya, acara ini dikunjungi sekitar 2.500 orang.
Komitmen BI Jabar
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhamad Nur menyatakan komitmen Bank Indonesia dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Jawa Barat, khususnya sektor UMKM.
“Kami berharap kegiatan ini memberikan kontribusi nyata dalam membuka peluang pasar serta akses pembiayaan bagi UMKM di Jawa Barat,” ucap Nur saat menghadiri pembukaan Karya Kreatif Jawa Barat dan Pekan Kerajinan Jawa Barat 2025.
Kedua kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Sunda Karsa Fest, yang digelar pada 17–20 Juli 2025 di Ballroom Trans Luxury Hotel dan Trans Studio Mall, Kota Bandung.
M Nur menambahkan, Sunda Karsa Fest merupakan representasi sinergi ekonomi kerakyatan dan penguatan budaya lokal dalam kerangka digital. Ia juga menandaskan pengembangan UMKM, budaya dan pariwisata di Jawa Barat menjadi program kerja strategis Bank Indonesia.
Bank Indonesia juga mendukung penguatan desa-desa wisata binaan serta pelestarian budaya Jawa Barat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Potensi budaya dan alam Jawa Barat sangat besar, sehingga dengan ekosistem yang tepat dapat menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa.
“Kami terus mendorong akses pembiayaan melalui kebijakan likuiditas makroprudensial, perluasan pasar, penguatan kapasitas serta digitalisasi,” kata Nur. *** Iwa Ahmad Sugriwa













