Hati-hati Kesalahan Keuangan Berulang

oleh -31 Dilihat

bb-manulifeBANDUNG – Survei yang dilakukan oleh Manulife menunjukkan investor di Indonesia hanya fokus pada perencanaan keuangan dalam jangka pendek dan tidak memiliki strategi yang jelas untuk jangka panjang. Hal ini dapat membahayakan stabilitas keuangan mereka di masa depan.

Survei juga mengungkapkan investor tidak mengelola pengeluaran harian mereka secara efektif dan tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas, di mana mayoritas (70%) tidak memiliki target jumlah dana simpanan dalam jangka waktu tertentu.

Selain itu, meskipun mayoritas investor mengakui perlunya perencanaan investasi yang lebih baik di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi, survei justru menunjukkan bahwa investor terus melakukan kesalahan yang sama, seperti menyimpan terlalu banyak dana tunai di tabungan atau deposito.

“Kurangnya disiplin dalam pengelolaan keuangan dapat membahayakan kondisi keuangan investor di masa depan,” kata Rusli Chan, Chief Agency Officer, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dalam rilisnya, Selasa (16/2/16).

Menurut Rusli, survei ini mengungkap beberapa pola pengeluaran yang sangat memprihatinkan. Jika jumlah pengeluaran para investor masih terus lebih besar daripada pendapatan bulanan mereka, maka mereka akan terlilit utang jangka panjang dan terkena dampak finansial yang serius di kemudian hari.

Dengan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, adalah memprihatinkan jika persiapan dana pensiun tidak menjadi prioritas keuangan yang utama.

“Para investor sebaiknya segera berkonsultasi dengan penasihat keuangan agar mereka dapat mengelola pengeluaran hariannya dengan lebih baik dan menyiapkan rencana keuangan jangka panjang,” saran Rusli.

Manulife Investor Sentiment Index mengungkapkan lebih dari separuh investor (53%) menghabiskan 70% atau lebih penghasilannya setiap bulan. Sementara 1 dari 10 investor menghabiskan lebih dari 90% penghasilan bulanannya. Selain itu, 1 dari 4 investor akan meminjam uang dalam kurun waktu 3 bulan, jika mereka kehilangan sumber penghasilan utamanya.

Baca Juga  Literasi dan Inklusi Keuangan Kalangan Pelajar OJK Jabar Siapkan Generasi Indonesia Emas 2045

Temuan tersebut menunjukkan mereka sangat mengandalkan penghasilan bulanannya dan hanya memiliki sedikit simpanan. Terlebih lagi, 40% investor tidak memantau pengeluaran mereka sama sekali. Kondisi ini semakin memperparah pengelolaan arus kas bulanan rumah tangga.

Walaupun hanya 1 dari 5 investor di Indonesia yang saat ini memiliki utang, pengelolaan keuangan yang buruk dapat menyebabkan terjadinya tren perilaku berutang di masa depan. Terutama karena sebagian besar investor menyebut biaya kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup sebagai kontributor terbesar utang mereka. Padahal, biaya-biaya tersebut dapat dimitigasi dengan mudah melalui pengelolaan keuangan yang lebih baik.

Selain kurangnya kontrol terhadap pengeluaran harian, survei juga menemukan mayoritas masyarakat Indonesia gagal menyimpan dana untuk kebutuhan jangka panjang. Lebih dari 70% investor mengatakan bahwa mereka tidak memiliki target jumlah dana simpanan.

Dari investor yang memiliki target dana simpanan, ternyata sebagian besar hanya memiliki tujuan jangka pendek, di mana 76% memiliki target simpanan hanya untuk 1-4 tahun ke depan saja. Selain itu, investor menempatkan rata-rata sepertiga (33%) dari dana simpanannya di rekening tabungan atau deposito tanpa tujuan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas.

Survei juga mengungkapkan sebagian besar investor Indonesia fokus pada dana simpanan untuk beragam pengeluaran dalam jangka pendek hingga menengah, di mana biaya pendidikan anak atau pernikahan anak dan biaya kesehatan menempati dua prioritas tujuan keuangan. Sedangkan simpanan untuk dana pensiun hanya menempati urutan keempat. (rilis)

No More Posts Available.

No more pages to load.