“Karena kita tahu, sejak serah bongkokan itu orang-orang Wetan akan menyebut wilayah kita sebagai Praiangan alias pemberian..” Balebandung.com – Ukur tak hendak mengejar
Tag: Novel Dipati Ukur
Dipati Ukur; Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [15]: Wajah yang Tak Setampan Gemblak
Seolah bocah menikmati es batok bergula nira, Lodaya menjulurkan lidahnya panjang-panjang, menjilati darah dan otak itu dengan nikmat. Balebandung.com – Lodaya itu menerkam mengiringi aumannya
Dipati Ukur; Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [14] : Ksatria Penunggang Lodaya
Tak lama tercium bau pandan menguar begitu kuat. Burung-burung yang tadi ramai berkicau tiba-tiba diam. Sepi, simpe. Balebandung.com – Si Sambrani, kuda yang ditunggangi
Dipati Ukur; Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [13] : Gobang Senapati Sutrajali
Balebandung.com – Esoknya pagi-pagi sekali, usai menjalankan shalat Subuh Ukur telah berada di punggung kuda. Di sebelahnya Rangga Gempol duduk di kuda yang
Dipati Ukur; Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [12] : Di Tengah Kerakusan Penghuni Istana
Ingin rasanya ia beradu kekuatan mata dengan raja Mataram itu. Tak cukup banyak rasa hormat yang bisa membuatnya menghargai raja Balebandung.com – Kini Sultan
Dipati Ukur; Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [11]: Raja Mataram yang Melipat Waktu
Balebandung.com – Esok harinya, usai shalat subuh Ukur tak melakukan aktivitas rutinnya, yakni melancarkan gerakan, mengolah dan melentur tubuh dengan berlatih bela diri. Ia
Dipati Ukur , Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [10] : Kumeok Memeh Dipacok
Begitu mudah ksatria Sumedang Larang itu menyatakan takluk tanpa berjuang mempertahankan kehormatan karuhun, leluhur mereka terlebih dulu Balebandung.com – Ukur tak punya banyak pilihan
Dipati Ukur, Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [9] : Senapati dari Kesatuan Brajanata
Balebandung.com – Tetapi memang orang itu layak menjadi pemimpin kelompok kecil para durjana itu. Hanya dalam hitungan detik, setelah menggeleng-gelengkan kepala dan memperbaiki letak
Dipati Ukur, Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [8]: Nyawa-nyawa Perlaya
Ukur tak bergeming, ketika jarak golok ke pinggangnya kian dekat, ditahannya lintasan golok itu dengan kayu Weregu hitam yang dipegangnya. Balebandung.com – Seolah mendapatkan
Dipati Ukur, Pahlawan Anti-Kolonisasi Tanah Pasundan [7]: Tiga Orang Bertopeng
Itulah yang membuat Si Weregu kian lama makin menghitam. Darah hitam ayam cemani yang dihisapnyalah yang membuatnya demikian. Balebandung.com – Belum juga Ukur menyiapkan
- Sebelumnya
- 1
- 2
- 3
- 4
- Berikutnya
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.