
SOREANG – Bupati Bandung Dadang M. Naser mengaku kecewa dengabatalnya Stadion Si Jalak Harupat di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung untuk dijadikan venue opening dan closing ceremony PON XIX/Jawa Barat.
Kekecewaan Dadang itu diungkapkan saat menerima kunjungan Panitia besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX/Jabar di rumah dinas bupati di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung, Soreang, Jumat (1/7/16) sore. Kendati begitu Bupati Bandung tetap legowo terhadap keputusan yang ditetapkan Gubernur Jabar mengenai pembukaan dan penutupan PON di GBLA.
“Kecewa sudah pasti ada, tapi saya tidak begitu saja diam dan tetap akan mengadakan pameran dan bazar untuk menyemarakan gelaran PON, karena di Kabupaten Bandung ada 11 cabang olahraga akan digelar,” ucap Dadang usai pertemuan.
Pertemuan yang berlangsung di rumah dinas bupati di kompleks Pemkab Bandung di Soreang itu bertujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus menyampaikan secara langsung kepada Bupati Bandung perihal pelaksanaan pembukaan dan penutupan PON. Rombongan PB PON dipimpin Sekretaris Umum Ahmad Hadadi yang didampingi Ketua Bidang Pertandingan Yudha M Saputra, serta beberapa orang pengurus.
Menurut Hadadi, pihaknya menyampaikan pesan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mengenai pembatalan upacara pembukaan dan penutupan PON di Si Jalak Harupat dan dipindahkan lagi ke Stadion GBLA Kota Bandung.
“Dulu kami datang dan meminta izin kepada Bapak Bupati Bandung mengenai opening dan closing ceremony. Dan sekarang ternyata tidak jadi, maka apa salahnya kami datang ke sini dengan cara yang baik pula,” ungkap Hadadi.
Ia menjelaskan perubahan lokasi itu telah melewati kajian, baik teknis maupun yuridis. Saat ini sedang dilakukan beberapa penyempurnaan dan targetnya pada akhir Juli 2016 semua sudah selesai. Gubernur Jabar juga telah menandatangani Surat Keputusan Pembukaan dan Penutupan PON XIX di GBLA.
Sementara itu, kata Hadadi, mengenai akses jalan, telah didesain sedemikian rupa. “Pemerintah pusat, KONI pusat serta pihak istana negara mendorong agar dipindahkan ke GBLA, sekaligus juga untuk menjaga marwah dari Stadion Utama Gelora Bandung Lautan Api,” pungkas Hadadi.