SOREANG,balebandung.com – Sekitar 500 personel gabungan dari berbagai unsur melaksanakan apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi tingkat Kabupaten Bandung tahun 2022 di Dome Bale Rame Soreang, Senin (28/11/2022).
Ratusan personel gabungan itu berasal dari jajaran TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan instansi terkait serta element masyarakat.
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna yang memimpin langsung apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi tersebut. Jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung pun turut hadir pada kegiatan tersebut.
Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, apel kesiapsiagaan ini dalam upaya mempersiapkan diri bencana yang akan terjadi. “Kenapa kita harus kesiapsiagaan, karena memang dalam BMKG juga sudah memprediksi, curah hujan di Jawa Barat mulai Agustus, September, Oktober, November 2022, dan menurut analisa pada Januari-Februari 2023 mendatang merupakan puncaknya.
“Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah yang rawan bencana, artinya harus mempersiapkan kesiapsiagaan, sehingga hari ini sengaja digelar, supaya para OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Kabupaten Bandung harus siap siaga dalam kondisi apapun,” kata Dadang Supriatna kepada wartawan usai apel kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
Bupati Bandung juga mengungkapkan, bahwa saat ini ada tetangga Kabupaten Bandung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur yang dilanda bencana gempa bumi, makanya perlu ada kesiapsiagaan dalam mengahadapi berbagai ancaman bencana.
“Kesiapsiagaan ini bukan hanya acara apel yang digelar secara seremonial saja. Kesiapsiagaan ini tentunya harus bisa dilaksanakan, apabila terjadi suatu bencana. Tetapi kita mudah-mudahan dan berdoa kepada Allah SWT, bencana di Kabupaten Bandung tidak terjadi. Ini merupakan hak prerogatifnya Allah SWT, makanya saya memohon kepada Allah SWT semoga tidak terjadi apa-apa,” katanya.
Bupati Bandung beserta jajaran OPD terus berusaha untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam longsor atau pergerakan tanah di Kabupaten Bandung. Ia pun turun langsung ke kawasan Kertasari, karena di wilayah tersebut ada bagian lahan yang longsor.
“Apakah nanti di lapangan, dalam penangananya untuk dibuatkan TPT (tembok penahan tanah). Dan saya minta kepada Kepala Pelaksana BPBD dan Kepala Satpol PP, untuk dilakukan komunikasi dengan warga di sekitar rawan bencana longsor. Terutama di kawasan Pangalengan dan Kutawaringin, warga yang ada di lokasi rawan longsor untuk segera pindah. Jangan sampai setelah kejadian, baru ada pemindahan,” ujarnya.
Dadang Supriatna mengatakan, daerah yang rawan longsor dan retakan, di antaranya di Kutawaringin, warga yang ada di sekitar itu diminta kesadarannya untuk pindah.
“Biar kami yang memberikan bantuan, untuk pemindahan dan pembuatan rumahnya. Jadi salah satu upaya kita, jangan sampai setelah kejadian parah, baru ada antisipasi. Mengingat ada beberapa lokasi, yang tentunya harus dilakukan secara jemput bola. Makanya, saya minta kepada Kepala Pelaksana BPBD dan Kepala Satpol PP untuk langsung datang ke lapangan, diskusi langsung dengan masyarakat. Bila perlu saya akan hadir di tengah-tengah masyarakat bersama camat dan kades,” tuturnya.
Selain menghadirkan 500 personel gabungan, kata Bupati Bandung, armada yang disiapkan untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana itu, ada armada yang harus diperbaiki dan diganti. “Bahkan harus ada penambahan armada. Nanti kita akan evaluasi, berapa ketersediaan dan berapa idealnya yang dibutuhkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, di Kabupaten Bandung ada 27 kecamatan, yang dikategorikan rawan pergerakan tanah, mulai pergerakan ringan, sedang dan berat.
“Ada 27 kecamatan potensi gerakan tanah di Kabupaten Bandung, yang harus kita waspadai,” katanya.
Uka Suska juga menyebutkan, bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi terjadi ancaman bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung.
“Pelaksanaan sosialisasi itu dengan menghadirkan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana, berkaitan dengan beberapa daerah di Kabupaten Bandung rawan bencana,” katanya.
“Kembali kita katakan, bahwa ada 27 kecamatan di Kabupaten Bandung yang rawan pergerakan tanah. Ini harus diwaspadai, terutama di kawasan dataran tinggi. Sedangkan di kawasan dataran rendah, selain potensi gempa, juga ada potensi banjir, puting beliung,” ujarnya.***