Bale Bandung

Kang DS Tantang Dispakan Kembalikan Kejayaan Pamor Ikan Asal Kab Bandung

×

Kang DS Tantang Dispakan Kembalikan Kejayaan Pamor Ikan Asal Kab Bandung

Sebarkan artikel ini
Bupati Bandung Dadang Supriatna memberikan sertifikat kepada para pelaku usaha ikan saat peringatan Hari Pangan Sedunia dan Hari Ikan Nasional di Gedung M Toha, Soreang, Selasa (25/11/25).

SOREANG, balebandung.com – Bupati Bandung Dadang Supriatna memberi tantangan kepada Dinas Pangan dan Perikanan (Dispakan) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Sagracipta Kecamatan Ciparay, untuk bisa mengembalikan kejayaan pamor Kabupaten Bandung yang tersohor sebagai salah satu sentra ikan tawar di Jawa Barat bahkan nasional.

Di lokasi UPTD BBI Ciparay Dispakan ini 45 kolam berderet bersih dengan berbagai jenis ikan tawar yang berbeda-beda seperti ikan mas, ikan nila dan lele .

Bupati Bandung menuturkan, jaman dulu Kabupaten Bandung menjadi salah satu produsen benih ikan ikan tawar terbesar di Jawa Barat. Sebelum akhirnya mengalami kelesuan akibat krisis moneter 1997 dan berbagai kendala yang dialami para pembudidaya, baik tidak adanya permintaan konsumen, termasuk permodalan maupun benih unggul.

Tidak cukup sampai di situ, lepas dari terjangan krisis moneter, budidaya ikan mas lagi-lagi ditimpa masalah. Menyusul alih fungsi lahan di Kecamatan Bojongsoang yang menjadi sentra pendederan (pembesaran dari benih ikan mas berukuran ibu jari orang dewasa menjadi sebesar tiga jari orang dewasa).

Lahan-lahan kolam pendederan ikan mas Majalaya di daerah tersebut berubah menjadi perumahan. Akibatnya, tak ada lagi permintaan benih ikan mas Majalaya di Cipaku.

Padahal salah satu pamor yang disandang Kabupaten Bandung waktu itu menjadi sentra Ikan Mas Strain Majalaya, ikan mas yang tahan penyakit dan berukuran tubuh yang besar, meski ukuran kepalanya kecil. Selain Strain Majalaya juga ada ikan Nila Nirwana dan Lele Sangkuriang. Konon waktu ketiga jenis ini memiliki kualitas di atas rata ikan-ikan sejenisnya yang ada di pasaran.

“Saya masih ingat dulu waktu saya masih pelajar sekolah. Kalau mau cari ikan, juga buat bibit ikan berkualitas itu harus ke Majalaya dan Ciparay,” tutur Bupati Bandung, saat peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-45 dan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-12 di Gedung Moh. Toha, Soreang, Selasa (25/11/2025).

Baca Juga  Bupati Bandung Ingin Muhammadiyah Lebih Kuat Secara Ekonomi

“Sekarang coba, saya instruksikan Pak Kadis Pakan, bisa tidak mengembalikan kejayaan ikan tawar Kabupaten Bandung ini seperti dulu, melalui BBI Ciparay dengan berbagai inovasi dan pengembangan usaha perikanan yang dilakukan,” imbuh bupati.

Menurutnya, BBI Ciparay harus melakukan berbagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Kabupaten Bandung terhadap potensi dan peran BBI. Bahkan BBI Ciparay bisa berpotensi menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung sektor perikanan, selain meningkatkan pendapatan para petani ikan.

“Inovasi bisa dilakukan seperti dengan menerapkan sistem bioflok untuk menutupi kekurangan produksi ikan lele sebagai sumber protein pengganti,” arahannya.

Karena itu Bupati Kang DS ingin BBI Ciparay bukan sekadar tempat pembudidayaan atau pembenihan ikan, tapi fungsinya lebih dioptimalkan. Terutama untuk saat ini sangat dibutuhkan sebagai pemasok utama kebutuhan suplai ratusan ton ikan konsumsi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG), juga demi meningkatkan ketahanan pangan.

Kang DS pun berharap para pelaku usaha ikan dapat semakin berkembang dan kreatif dalam mengolah produk perikanan.Ia pun menyatakan Pemkab Bandung akan mendukung penuh para pengusaha yang bergerak di bidang pangan. Termasuk peternak ayam petelur, petani sayur, demi suksesnya Program MBG yang bakal memberikakan multiply effect ekonomi dan terwujud ketahanan pangan di Kabupaten Bandung.

“Saya mohon juga bantuannya kepada semua pihak untuk mendukung suksesnya Program MBG dengan gerakan riil di lapangan secara konkrit. Dengan kebersamaan, insya Allah Program MBG di Kabupaten Bandung akan sukses dan ketersediaan pangan pun akan surplus di tahun 2026 sehingga terwujud swasembada pangan,” ucap Kang DS.***

 

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *