
BANDUNG – Satu lagi inovasi diluncurkan Pemkot Bandung untuk meningkatkan dan mengunci sistem kebersihan kota yang terbukti baik dengan diraihnya penghargaan tertinggi di bidang kebersihan, Piala Adipura.
Kompetensi kebersihan dan penataan lingkungan ini tak ubahnya seperti Piala Adipura namun di tingkat lebih rendah, dalam skala kota di level kelurahan seluruh Kota Bandung. Aspek kebersihan dan manajemen lingkungan menjadi penilaian khusus tim juri yang berkeliling di masing-masing wilayah.
“Kita sedang membuat sistem agar Adipura ini menjadi sebuah rutinitas dan menjadi budaya. Oleh itu kita mulai rutinkan sebuah program kreativitas lingkungan namanya Kreasi dan Aditantra, sehingga kita tinggal memanen hasilnya saat penilaian Adipura, tidak usah saat penilaian Adipura saja, namun di Kota Bandung program ini sudah bebasis kelurahan,” ungkap Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil saat peluncuran program Aditantra 2016 dan Launching Lomba Kreasi (Keren, Bersih, Sehat, Asri) di Pendopo Kota Bandung, Jl. Dalem Kaum, Jumat (11/3/16)
Menurut walikota, Aditantra ini sistemnya 100% poin-poin Adipura yang diduplikasi di level kelurahan dengan penilaian beberapa bulan sebelum pengumuman Adipura. “Jadi pada saat Adipura datang, kondisi kota sudah bersih karena ada Aditantra,” tandas Ridwan.
Lebih lanjut Emil menerangkan Aditantra disiapkan agar seluruh wilayah Kota Bandung layak dan memenuhi standar kriteria penilaian Adiputa tingkat Nasional, dengan melatih SDM di tingkat kewilayahan sehingga mampu mengkoordinir, merencanakan, mempersiapkan serta mengelola wilayahnya agar mampu meningkatkan kebersihan, ketertiban dan keindahan berdasarkan skala penilaian nasional.
Menurutnya, nama Aditantra diambil dari bahasa Sansekerta berupa gabungan kata “ADI” dan “TANTRA“. Adi atau Adhi berarti yang terbaik atau terunggul, serta Tantra yang berarti wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari sebuah kota.
Adapun filosofi yang terkandung pada Aditantra adalah wilayah terbaik atau terunggul dari sebuah kota. Pemberian predikat wilayah terbaik dan terunggul pada suatu wilayah (kelurahan), akan menggambarkan ketertataan dari sebuah wilayah baik dari segi pemerintahan, kemasyarakatan, pengelolaan lingkungan, keindahan, kebersihan, ketertiban dan kondisi dari sarana dan prasarana fisik penunjang fungsi kotanya yang diharapkan nantinya akan menjadi standar yang ditiru oleh wilayah-wilayah lainnya di Kota Bandung.
“Aditantra ini merupakan warisan pemerintahan di jaman saya untuk mensistemasikan sebuah kompetisi berbasis kelurahan. Harapannya kita bisa tenang karena pasti Bandung bersih karena sebuah sistem,” ucap Emil.
Ketua TP PKK Kota Bandung Atalia Ridwan Kamil menerangkan Lomba Kreasi akan dilaksanakan selama tiga bulan untuk mendukung kompetisi Aditantra, diikuti satu RW yang telah ditunjuk di setiap kelurahan.
“Dengan pilar kolaborasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat melalui komunitas, organisasi, akademisi, dan media, bersatu untuk melaksanakan kegiatan yang luar biasa. Kreasi melengkapi segala hal yang berkaitan dengan lingkungan. Proses penilaiannya ada indikator-indikator input bagaimana kinerja PIPPK, kebijakan lurah dan camat, sarana prasarana, keterpaduan lintas sektor, jumlah kader pastisipasi warga masyarakat, yang output-nya lingkungan yang baik,” terang Atalia.