SOREANG, Balebandung.com – Salah satu Fasilitator Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Bandung, Revy Amelya, berhasil meraih beasiswa untuk kuliah S1 Kedokteran (Medical) di University of Melbourne Australia. Revy yang baru lulus SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung ini berangkat ke Australia Minggu 8 Juni 2025.
FAD Kabupaten Bandung adalah sebuah forum anak remaja yang menjembatani antara anak-anak dengan pemerintah daerah dalam pemenuhan hak partisipasi anak. Forum ini di bawah binaan Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Bunda FAD Kabupaten Bandung Emma Dety Permanawati dan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung.
Revy Amelya mengaku senang bangga karena sebagai anggota FAD Kabupaten Bandung, hanya ia satu-satunya yang mampu meraih prestasi mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri.
“Perasaannya tentu senang, sangat excited dan nggak sabar banget untuk menjalani kehidupan dan menempuh pendidikan di negara yang tentunya lebih maju,” ungkap Revy kepada Balebandung.com Senin 2 Juni 2025.
Lebih dari itu, imbuh Revy, dengan kuliah ke luar negeri harapannya bisa punya teman yang lebih banyak lagi.
Revi lantas menceritakan, awal mula dirinya bergabung di FAD Kabupaten Bandung lantaran ia berinisiatif untuk mencari tahu di media sosial tentang apa itu Forum Anak Daerah.
“Pas saya buka medsosnya, kebetulan sedang open recruitment, jadi saya berminat untuk ikutan gabung. Karena menurut saya cukup menarik dengan peran Forum Anak sebagai pelopor dan pelapor,” tutur gadis kelahiran Bandung 30 Mei 2007 ini.
Tujuannya bergabung karena ia ingin anak-anak di Kabupaten Bandung terpenuhi haknya dan didengarkan suaranya juga dibantu permasalahannya. “Bukan hanya oleh pemerintah daerah melainkan oleh masyarakat juga,” tukasnya.
Hingga akhirnya Revy terpilih dan dikukuhkan menjadi pengurus FAD Kabupaten Bandung Generasi ke-7 untuk periode 2023-2025. Sejak Februari 2025, Revy menjadi fasilitator FAD Kabupaten Bandung.
FAD Kabupaten Bandung adalah organisasi pertama bagi Revy. Kalau tidak mencoba terjun untuk berkegiatan organisasi seperti di FAD, mungkin nggak bakalan ia dapat peluang sebesar ini.
“FAD Kabupaten Bandung menjadi awal mula Revy untuk tumbuh dan berkembang juga mendapatkan hal yang lebih baik bahkan sangat baik,” tandasnya.
Sementara tentang kelulusannya ke University of Melbourne, Revy menuturkan awalnya karena ia mengikuti kegiatan Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan (PPKJ) Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung di mana salah satu juri menilainya cenderung aktif, tidak bisa diam, dan banyak berbicara.
“Ternyata orang tersebut merupakan mantan penerima beasiswa Australia Awards Scholarships (AAS) dan kini jadi dosen di University of Melbourne,” tuturnya.
Saat itu memang sedang dicari anak-anak yang memiliki potensi untuk menerima beasiswa pendidikan dari pemerintah Australia. Revy pun diminta untuk membawa seluruh sertifikat yang dimilikinya. Hingga ia dinilai memiliki potensi besar untuk mendapatkan berbagai bentuk dukungan, baik berupa beasiswa maupun bantuan finansial serta bantian biaya hidup dari pemerintah Indonesia.
“Awalnya Revy sempat merasa ragu dan bingung menghadapi semua hal yang terjadi begitu cepat dan di luar prediksi. Karena Revy tidak pernah berpikiran untuk pergi ke luar negeri,” ungkapnya.
Bahkan ia pun mengaku tidak mahir dalam Bahasa Inggris. Namun Revy berupaya kejar tayang belajar Bahasa Inggris dalam waktu 1 tahun di mana 6 bulan sebelumnya ia full les Bahasa Inggris siang malam tanpa henti.
“Bahkan sampai sempat gagal dalam tes TOEFL 5 kali dan IELTS 7 kali. Bagi Revy, selagi kita tidak menyerah, pasti akan ada sebuah keberhasilan meskipun lambat jalannya,” ucapnya.
Dengan dirinya menjadi dokter kelak, Revy berharap bisa menyembuhkan dan membantu orang sakit terutama yang kurang mampu. Kemudian ingin membuka klinik berobat gratis bagi warga tidak mampu. ***