SOREANG – Kapolres Bandung AKBP Nazli Harahap meminta semua elemen melakukan kordinas intensif terkait pengamanan libur panjang Idul Adha dan siap siaga bencana alam. Sehingga saat terjadi masalah di lapangan, tidak saling lempar tanggung jawab atau malah justru menimbulkan masalah baru.
“Saya minta apel siaga ini tidak hanya seremonial saja. Saya minta saat di lapangan juga tetap seperti ini, karena seringkali saat di lapangan itu sulit sekali mengumpulkan pasukan selengkap ini. Selain itu, saya juga minta jangan ada dusta di antara kita. Artinya kita semua harus saling berkoordinasi dengan baik antar instansi terkait ini. Baik itu polisi, TNI, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dishub, Satpol PP dan lainnya,”kata Nazli dalam sambutannya saat Apel Gabungan Siaga Libur Panjang Idul Adha dan Siaga Bencana, di Mapolres Bandung, Soreang, Kamis (7/9/16).
Kapolres menuturkan lemahnya koordinasi dan komunikasi antar lembaga ini pernah dirasakannya langsung, sebelum ia jadi pucuk pimpinan di Polres Bandung. Nazly menceritakan waktu itu ia dan pasukannya pernah tersesat di dalam hutan, saat berupaya memadamkan kebakaran hutan. Ini terjadi karena pihak BPBD yang seharusnya menjadi penunjuk jalan ke lokasi kebakaran tidak bersinergi dengan instansi lainnya, termasuk dengan pihak kepolisian.
“Jadi antar lembaga ini, jangan ada dusta di antara kita. Tapi mari saling berkoordinasi dan komunikasi yang intensif. Setelah ini, saya minta semua Kabag Ops saling bertukar nomor telepon, agar mudah berkomunikasi jika terjadi masalah di lapangan,”ujarnya.
Nazli menandaskan kebersamaan dengan mengedepankan koordinasi dan komunikasi itu sangat penting untuk menangani berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan itu. Karena harus diakui, kata dia, masing-masing lembaga memiliki keahlian dan bidang pekerjaan masing-masing.
“Begitu juga polisi, tidak semua keahlian dikuasai. Contohnya, dalam kasus kebakaran, tentu saja itu adalah keahlian dari Pemadam Kebakaran, inilah pentingnya koordinasi dan komunikasi antar instansi itu,”ujarnya.
Nazli melanjutkan, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Agustus-September ini, curah hujan mulai tinggi. Itu artinya, ancaman terjadinya bencana alam, seperti banjir dan longsor harus diwaspadai. Paling tidak, saat terjadi bencana, semua instansi yang terkait seperti polisi, TNI, BPBD dan lainnya bisa melakukan pengurangan resiko bencana.
“Ini sudah jadi perintah Presiden. Jika terjadi bencana, Kapolres, Dandim, para Kapolsek dan Danramil harus ada di lokasi kejadian. Tentara dan polisi harus paling depan saat terjadi bencana,” tegasnya.