Jumat, Januari 24, 2025
BerandaBale BandungLomba Lintas Alam NGPB Kenang Sejarah Peristiwa Penumpasan DI/TII

Lomba Lintas Alam NGPB Kenang Sejarah Peristiwa Penumpasan DI/TII

MAJALAYA,balebandung.com – Setelah lima tahun tertunda karena berbagai hal dan pandemi Covid-19, lomba lintas alam Nyukcruk Galur Pager Betis (NGPB) ke-13 akan kembali digelar di Majalaya Kabupaten Bandung, Sabtu-Minggu (11-12-/2/2023). Lomba lintas alam itu terakhir dilaksanakan pada 2018.

Lomba lintas alam nyukcruk galur pager betis ke-13 ini dilaksanakan oleh Yayasan Generasi Muda Majalaya, dengan memperebutkan door prize umrah untuk satu orang peserta. Door prize umrah ini dari Bupati Bandung HM Dadang Supriatna.

Ketua Yayasan Generasi Muda Majalaya Yuyu Sukmana mengatakan, kegiatan lomba lintas alam nyukcruk galur pager betis ini sebelumnya dilaksanakan setiap dua tahun sekali.

“Pertama kali lomba lintas alam nyukcruk galur pager betis ini dilaksanakan tahun 1993. Jadi sudah 30 tahun, proses perjalanan lomba lintas alam untuk mengenang peristiwa DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Sudah 12 kali lomba lintas alam digelar,” kata Yuyu Sukmana di Majalaya, Kamis (2/2/2023).

Yuyu menjelaskan, lomba lintas alam dengan star dari kawasan Alun-alun Majalaya sampai kawasan Gunung Geber Kamojang itu, dan kembali ke Majalaya sebagai titik finisnya sejauh 36-38 km.

“Lomba lintas alam itu melintasi jalan setapak yang diperkirakan pada masa silam merupakan jalur pager betis saat jajaran TNI dari pasukan Kujang 1 Siliwangi (saat ini Batalyon Para Raider 328) bersama rakyat menumpas kelompok separatis DI/TII pimpinan Sekarmaji Karto Suwiryo,” kata Yuyu.

Lomba lintas alam ini sebagai upaya dari Generasi Muda Majalaya tidak melupakan sejarah. “Kita jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah),” katanya.

Ia pun mengungkapkan bahwa pelaksanaan lintas alam ini untuk terus mengingatkan pada masa kelam, terkait dengan adanya rongrongan sekelompok pergerakan DI/TII yang menganggu keutuhan NKRI.

“Ini ada nilai edukasi kepada generasi muda, bahwa sebelumnya ada sebuah peristiwa yang tidak pernah lupa dalam perjuangan rakyat Jawa Barat bersama TNI di kawasan Majalaya dan sekitarnya. Kala itu, pimpinan DI/TII Sekarmaji Karto Suwiryo ditangkap anggota TNI pada 4 Juni 1962 di kawasan Gunung Geber Kamojang. Kala itu, pimpinan DI/TII sedang bersembunyi di kawasan tersebut,” katanya.

Pelaksanaan lomba lintas alam ini kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung. “Kebetulan pada hari dan tanggal yang sama, Pak Bupati Bandung Dadang Supriatna melaksanakan kegiatan Ngaleuweung (ngamumule leuweung),” kata Yuyu.

Dikatakannya, kegiatan Ngaleuweung bersama para peserta akan menyatu pada sebuah kegiatan di kawasan obyek wisata Kawah Kamojang. “Kawasan itu merupakan bagian dari kawasan lokasi bersejarah pada masa silam, disaat terjadi pergerakan DI/TII tersebut,” katanya.

Yuyu mengatakan, para pelaku sejarah dalam peristiwa DI/TII itu, di antaranya Solihin GP yang akrab dipanggil Mang Ihin. Pada saat itu, Mang Ihin menjadi Komandan Operasi saat penangkapan Tokoh DI/TII Sekarmaji Karto Suwiryo. Sedangkan sebagian besar pelaku sejarah lainnya sudah meninggal dunia.

“Sementara yang menangkap Sekarmaji Karto Suwiryo adalah Serda Ara Suhara dari pasukan TNI Kujang 1 Siliwangi dan jajaran TNI lainnya. Serda Ara Suhara pun, sebagai pelaku sejarah langsung sudah meninggal dunia 8 Juni 2010 dengan pangkat terakhir Mayor. Bahkan almarhum Ara Suhara sempat hadir pada acara lomba lintas alam nyukcruk galur ke-8 tahun 2008 di Alun-alun Majalaya,” katanya.

Menurutnya, untuk mengingat peristiwa sejarah itu, para peserta antara 400-1000 orang dalam setiap kegiataan. Mereka berasal dari berbagai kota dan daerah di Jawa Barat dan luar, di antaranya Trenggalek, Jawa Timur.

“Para peserta dari masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, Veteran, TNI dan lainnya. Pada lomba lintas alam nyukcruk galur pager betis 13 ini, kita mentargetkan peserta 800 orang,” ujar Yuyu.

Ia mengatakan, dalam pelaksanaan lomba lintas alam ini selain mengenalkan lokasi peristiwa sejarah kepada masyarakat umum, juga untuk memberikan nilai edukasi kepada para generasi muda.

“Makanya, kita akan terus melaksanakan lomba lintas alam nyukcruk galur pager betis ini secara rutin setiap dua tahun sekali. Saat ini, sejumlah peserta sudah mulai mendaftar untuk mengenang peristiwa sejarah,” katanya.

Dikatakannya, pada pelaksanaan lomba lintas alam mendatang rencana akan dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan tugu bersejarah pager betis di kawasan Kamojang.

“Pembangunan tugu pager betis itu diprakarsai oleh Yayasan Generasi Muda Majalaya, bersama pelaku sejarah dan instansi terkait sekaligus Pemkab Bandung. Bahkan nama jalanya di kawasan Kamojang Ibun sudah ada, yaitu Jalan Ibrahim Adjie, pelaku sejarah penumpasan DI/TII. Kala itu Ibrahim Adjie sebagai Pangdam III Siliwangi,” katanya.***

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI