Minggu, Mei 19, 2024
BerandaBale BandungNih, Bayi yang Diberi Nama Ahmad Naser oleh Bupati Bandung

Nih, Bayi yang Diberi Nama Ahmad Naser oleh Bupati Bandung

Bupati Bandung H. Dadang M Naser menjenguk bayi Ahmad Naser yang dilahirkan di RTK (Rumah Tunggu Kelahiran) Desa Negla Kecamatan Kertasari, Jumat (4/10). Kanan; Bidan Desa Neglawangi Kec. Kertasari Yeyet Hayatun Nufus. by Humas Pemkab Bandung.
Bupati Bandung H. Dadang M Naser menjenguk bayi Ahmad Naser yang dilahirkan di RTK (Rumah Tunggu Kelahiran) Desa Negla Kecamatan Kertasari, Jumat (4/10). Kanan; Bidan Desa Neglawangi Kec. Kertasari Yeyet Hayatun Nufus. by Humas Pemkab Bandung.

KERTASARI – Seorang bayi laki-laki lahir dengan sehat dan normal di Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), Desa di Jln.Kawah Papandayan Kp. Negla RT 01/RW 03, Desa Neglawangi Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Bayi tersebut langsung diberi nama Achmad Naser oleh Bupati Bandung Dadang M Naser saat kunjungannya ke RTK tersebut. Bayi berbobot 3.150 gram dan tinggi 48 cm ini merupakan anak ketiga dari pasangan Ibu Iim (35) dan Bapak Juju (46) yang berprofesi sebagai buruh tani.

Kebetulan memang pada waktu itu Jumat (5/11) Bupati Bandung Dadang Naser meresmikan RTK Neglawangi yang dibangun di tanah seluas 4×6 meter. RTK dibangun dalam rangka mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi) di desa itu.

Bupati menjelaskan bahwa tahun 2015, sebanyak 163 kasus AKB terjadi dari 1.000 kelahiran hidup. Maka RTK yang merupakan suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes), dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil dan pendampingnya selama beberapa hari, saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin.

“Program ini digagas Lembaga Safe The Children sekitar Juni 2016. Tujuannya untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta meminimalisir kejadian komplikasi karena kehamilan, persalinan dan nifas, pada daerah yang mempunyai hambatan dalam akses ke fasilitas pelayanan kesehatan. Rumah ini disediakan khusus untuk ibu bersalin, terutama untuk ibu hamil dengan resiko tinggi,” tutur Dadang di sela kunjungan ke ruang faskes (fasilitas kesehatan) di Desa Neglawangi.

Menurutnya persalinan merupakan hal yang paling penting dan ditunggu oleh para ibu hamil. Bagi seorang ibu, persalinan adalah hal yang sangat menyenangkan, karena pada saat itu si kecil keluar dari dalam perut si ibu dan melihat indahnya dunia ini.

Akan tetapi, tukas bupati, persalinan juga menjadi hal yang menakutkan dan mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, di mana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

“Bagi masyarakat terpencil terutama di daerah-daerah yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Desa Neglawangi ini, masa persalinan masih tidak begitu diperhatikan. Persalinan masih ditolong oleh dukun bayi. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena komplikasi yang terjadi pada saat persalinan tidak bisa diprediksi pada saat hamil,” ungkasp Dadang.

Sementara menurut Bidan Desa Negla Yeyet Hayatun, dari bulan Juni 2016, selain pelayanan kesehatan ibu dan bayi, RTK ini telah menangani 43 ibu bersalin dengan sehat dan selamat.

“Selain 43 ibu bersalin telah ditangani dengan selamat, pelayanan kesehatan lainnya juga dilakukan, seperti pemeriksaan kesehatan dan imunisasi,” sebut wanoja kelahiran Tasikmalaya ini.

Demi mengubah pola pikir masyarakat setempat yang dianggap kuno, tutur Yeyet, masyarakat Desa Negla harus diberi pemahaman khusus mengenai pentingnya melahirkan dengan pelayanan medis dan bukan oleh dukun anak.

“Ini dilaksanakan untuk menambah pengetahuan para ibu tentang masalah kesehatan pada ibu dan anak dan bagaimana meyakinkan ibu tentang cara mengatasi komplikasi yang terjadi pada saat persalinan dengan pelayanan medis, bukan oleh dukun anak,” kata dia.

Lebih lanjut Yeyet menjelaskan kegiatan di luar RTK yakni rempug dan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan dan menjaga lingkungan. “Kegiatan ini bertujuan untuk memonitoring dan evaluasi pelaksanaan RTK serta menindaklanjuti persiapan di lapangan terkait sarana dan prasarana yang dibutuhkan di RTK tersebut,” terangnya.

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

spot_img