SOREANG – Sedikitnya 16 kecamatan di Kabupaten Bandung terancam kekeringan, seperti halnya terjadi pada 2015 silam. Guna mengantisipasi bencana kekeringan meluas, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung, Ir. H. Sofian Nataprawira, MP, menekankan aparat di wilayah agar cepat tanggap dalam merespon laporan warga. Upaya teknis yang bisa dilakukan yakni penyediaan call center di tiap kecamatan.
“Saya minta semua pihak cepat tanggap, termasuk kesiapan aparat kecamatan untuk menyediakan call center. Ini akan memudahkan masyarakat dan pihak desa dalam menginformasikan masalah kekeringan di daerah masing-masing, sehingga bisa segera ditangani,” kata Sekda saat memimpin rapat antisipasi dampak kekeringan di Soreang, Rabu (23/8/17).
Selain memudahkan masyarakat, Sofian menilai call center ini nantinya bermanfaat untuk akumulasi dan akurasi data di tiap-tiap kecamatan berkenaan wilayah terkena dampak kekeringan.
“Kalau data di kecamatan lengkap, nanti laporan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sebagai korlap juga akan lengkap dan akurat,” imbuhnya.
Menurut data dari BMKG, musim kemarau 2017 sudah berlangsung sejak Juni dan diperkirakan sampai Oktober. Tentunya Sofian berharap tanggap darurat kekeringan pada tahun 2015 lalu tidak akan terulang di tahun ini.
“Tahun ini Kabupaten Bandung belum pada kondisi tanggap darurat kekeringan, akan tetapi antisipasi terus kita lakukan melalui koordinasi BPBD, PDAM, Disperkimtan, Dinas Sosial dan PMI,” ujar Sofian yang juga selaku Kepala BPBD.
Pada laporan kekeringan tahun 2015 lalu, Sekda menjelaskan tercatat ada 96 desa di 16 Kecamatan terdampak bencana kekeringan. Untuk itu tahun ini pemerintah harus lebih siap menanganinya.
“Semua perangkat daerah sudah menyiapkan segala upaya untuk bencana ini. Mulai dari koordinasi, antisipasi hingga tindakan teknis di lapangan nanti. Seperti penyediaan air bersih, sumur dangkal, mobil tangki maupun toren untuk warga,” tandasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kab Bandung Tata Irawan menambahkan untuk mengantisipasi itu pihaknya telah berkoordinasi dengan PDAM, Disperkimtan, Dinsos dan PMI dalam penyediaan 7 unit mobil tangki air untuk mendistribusikan suplai air bersih.
“Untuk memudahkan pendistribusian, koordinasi untuk tindakan teknis agar dikomunikasikan terus menerus oleh aparat di wilayah kepada kami secara akurat, karena diperkirakan kekeringan hingga Oktober ini bisa meluas ke wilayah lain juga,”ucap Tata.
BPBD sendiri menyiagakan personel selama 24 jam di kantor untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kebakaran lahan. Untuk itu, jika ada warga yang membutuhkan bantuan, diminta segera melaporkan ke petugas.
“Ini kita lakukan, karena sekarang ini sejumlah daerah di Kabupaten Bandung sedang memasuki musim kemarau dan suhu udaranya pun cukup panas, maka sangat berpotensi terjadinya kekeringan hingga kebakaran,” ujarnya.
Bila ada masyarakat yang membutuhkan bantuan, kata Tata, bisa segera menghubungi petugas. “Kawasan yang mulai mengalami kekeringan dan krisis air bersih, bisa juga melaporkan untuk kita cari solusi,” ujarnya.