CIMAUNG, Balebandung.com- Permasalahan sampah di masyarakat memang tidak akan pernah selesai, jika pola pikir masyarakat terhadap pengelolaan sampah tidak berkembang. Hal tersebut diungkapkan calon Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina Naser saat berkunjung ke Kecamatan Cimaung, Kamis (12/11/20).
Menurut Teh Nia, seharusnya pengelolaan sampah bisa diselesaikan di tingkat rumah tangga dengan cara memilah sampah sejak di rumah masing-masing warga. Memang selama ini pemerintah sudah memperkenalkan beberapa cara untuk penanganan sampah di tingkat rumah tangga, namun implementasinya memang belum maksimal.
“Kalau pemilihan dasar yang sudah dikenalkan di rumah tangga itu pemilahan sampah basah dan kering,” ujar Teh Nia.
Teh Nia mengakui, sampah merupakan salah satu permasalahan daerah yang cukup besar. Namun dalam hal itu ia tidak tinggal diam. Bersama dengan Forum Kabupaten Bandung Sehat ia sudah melakukan beberapa tatanan.
“Tapi ini sifatnya forum atau komunitas. Sementara untuk penanganan dan pengelolaan sampah itu sifatnya harus berkesinambungan dan berkelanjutan,” kata dia.
Teh Nia berharap banyaknya inovasi dari bank sampah tematik yang ada di Kabupaten Bandung bisa merangsang masyarakat untuk menganggap sampah sebagai berkah yang bisa menghasilkan keuntungan, baik bagi lingkungan maupun bagi dirinya pribadi.
Salah satu potensi pengelolaan sampah yang bisa dilakukan masyarakat dengan mudah adalah pemanfaatan maggot. Sebagian masyarakat memang mungkin masih awam terhadap maggot. Bahkan mungkin maggot ini terlihat menjijikan, namun ternyata di tangan para pecinta lingkungan hal itu justru bisa membawa benefit ekonomi.
“Ini membuka peluang untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka mengentaskan masalah lingkungan. Salah satunya sampah. Ini akan cukup efektip,” tambah Teh Nia.
Teh Nia menyebutkan, setiap harinya ada empat kwintal sampah yang dihasilkan per RW. Di Kabupaten Bandung sendiri jumlah RW ada sebanyak 4.250 RW. Jadi per harinya di Kabupaten Bandung bisa menghasilkan sebanyak 17 ribu kwintal sampah. Apabila ini tidak diurai dan dikelola dari sekarang, itu akan diwariskan ke generasi ke depan.
“Emang mau anak-anak kita diwariskan sampah? Makanya kita harus bergerak dan merubah pola pikir kita terhadap penanganan sampah, untuk lingkungan Kabupaten Bandung yang lebih baik ke depan,” kata Teh Nia.***