
SOREANG – Guna mewujudkan smart city, Pemkab Bandung terus melakukan inovasi, khususnya dalam bidang Information and Communication Technology (ICT), salah satunya melalui website desa.
Bupati Bandung H. Dadang M Naser, SH., S.Ip., Mip berpendapat pembangunan smart village di Kabupaten Bandung ikut mendorong percepatan terealisasinya Bandung 1.000 kampung.
“Ini merupakan kreativitas dari Diskominfo Kabupaten Bandung untuk terus meningkatkan kapasitas masyarakat Kabupaten Bandung terkait smart village. Hal ini juga mendorong percepatan pembangunan Bandung 1.000 kampung dari sisi IT,” jelas Bupati Bandung, saat Sabilulungan Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi (Safetik) di Gedong Budaya Sabilulungan Soreang, Senin (26/11/18).
Bupati mengimbau seluruh Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Bandung untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam mengimplementasikan inovasi yang sudah diciptakan. “Berbagai macam inovasi sudah diciptakan oleh perangkat daerah, tinggal kolaborasinya saja,” ujarnya.
Dadang juga menekankan, masyarakat Kabupaten Bandung harus cerdas menggunakan IT. “Strategi untuk membangun smart city dalah menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas. Smart city atau smart village akan tercipta, jika terdapat smart people yang cerdas dalam menggunakan teknologi,” kata bupati.
Kepala Diskominfo Kab Bandung Ir. Atih Wiratih M, Si menerangkan melalui web desa ini, masyarakat bisa mengelola dan mengembangkan potensi yang dimiliki desa masing-masing. Web desa ini juga merupakan salah satu upaya pemkab dalam mewujudkan smart city di Kabupaten Bandung,” ungkap
Atih bilang semua web desa di Kabupaten Bandung telah terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). “Sebanyak 270 desa dan 10 kelurahan di Kabupaten Bandung telah kami fasilitasi untuk membuat web, dan semuanya sudah terdaftar di Kemenkominfo,” jelas Atih.
Menurutnya web desa tersebut memiliki dua fungsi yakni, sebagai keterbukaan informasi dan pelayanan publik. “SID (Sistem Informasi Desa) mempunyai dua fungsi, yakni keterbukaan informasi publik, di mana semua orang dapat melihat berapa besar dana yang didapatkan oleh desa serta ke mana saja alokasi dana tersebut. Selain itu, SID ini bisa dijadikan sebagai pusat pelayanan bagi masyarakat setempat,” terangnya.
Ia juga berharap, warga bisa memanfaatkan SID dengan maksimal mungkin salah satunya untuk mempromosikan potensi yang ada di wilayahnya. “Kami sangat berharap SID ini dapat dipakai untuk mempromosikan desa, karena ketika mereka meng-upload, seluruh dunia bisa membacanya,” imbuhnya.