SOREANG – Sebuah kota bisa disebut sebagai kota pintar atau smart city, jika sudah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi hingga level tertentu, dalam proses tata kelola dan operasional sehari-hari.
Integrasi teknologi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, membagikan informasi kepada publik, hingga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat ataupun meningkatkan kesejahteraan warga.
“Luas wilayah Kabupaten Bandung yang mencapai 176.238,67 ha, dengan jumlah penduduk sekitar 3.6 juta yang tersebar di 31 kecamatan, 270 desa dan 10 kelurahan pada era industri ke empat ini, harus menjadi sebuah tantangan yang berpotensi untuk diterapkannya konsep smart city,” kata Wakil Bupati Bandung H. Gun Gun Gunawan, S.Si.,M.Si, saat membuka Bimbingan Teknis Penyusunan Masterpalan Smart City di Gedung Moch. Toha Soreang, Rabu (18/7/18).
“Penerapan konsep smart city, ke depan akan memudahkan akses pelayanan publik di Kabupaten Bandung. Dengan luas wilayah mencapai 176 ribu hektar, dan lokasi yang berbukit-bukit, kadang masyarakat mengalami kesulitan akses untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah. Nah, dengan terwujudnya konsep ini, masyarakat yang berada di perbatasan dan jauh dari akses layanan publik, tidak usah jauh-jauh mendatangi kantor pemerintahan, karena layanan bisa diakses dimana saja,” imbuh Wakil Bupati.
Ia menerangkan, sebetulnya konsep kota pintar (smart city) yang saat ini menjadi isu besar akan mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota. Dengan menggunakan pendekatan citizen centric, akan terjadi interaksi yang lebih dinamis dan erat antara warga dengan penyedia layanan, dalam hal ini adalah pemerintah daerah.
“Interaksi dua arah ini akan terus berkembang dan berproses, sehingga diharapkan Kabupaten Bandung akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali serta tangguh dalam merespon perubahan dan tantangan yang baru dengan lebih cepat,” ucapnya.
Menurut Wabup, pada intinya pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan publik yang merata kepada seluruh warganya. Saat ini, perlu disadari bahwa masyarakat menuntut adanya pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan, terpercaya, murah serta mudah dijangkau secara interaktif.
“Maka Pemkab Bandung harus berubah, karena smart city adalah sebuah konsep pembangunan kota yang pintar, cepat, berinovasi, dan murah maka harus diikuti oleh seluruh pengambil kebijakan untuk bisa menggerakkan SDM. Tujuannya agar berpikir inovatif melalui penyatuan visi dan misi antara seluruh aparat dan stakeholders untuk saling bersinergi dalam menggerakkan potensi daerah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya,” ujar tandas Wabup.
Gun gun berpesan agar penyusunan masterplan smart city melalui Focus Group Disscusion (FGD) harus juga mempertimbangkan kesenjangan demografi dan topografi di Kabupaten Bandung.
“Melalui forum ini sekali lagi saya mengajak kepada seluruh aparatur dan pemangku kepentingan di Kabupaten Bandung, untuk sabilulungan membentuk simpul simpul koordinasi sesuai tugas, fungsi dan perannya. Sementara kita fokuskan dulu ke 10 daerah perkotaan di Kabupaten Bandung, seperti di Soreang, Banjaran, Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, dan Margahayu,” tuturnya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfo) Kabupaten Bandung Atih Witartih mengatakan, pelaksanaan smart city akan diimbangi dengan konsep pembangunan yang selaras dengan visi dan misi Kabupaten Bandung.
“Untuk mewujudkannya, konsep kota cerdas di Kabupaten Bandung akan didukung beberapa komponen yakni smart government (pemerintahan), governance (pemerintahan), Smart economy (ekonomi), smart mobility (mobilitas), smart environment (lingkungan hidup) dan smart living (kehidupan),” imbuh Atih.
Bimtek penyusunan masterplan smart city kata Atih, merupakan langkah awal Kabupaten Bandung menuju 100 smart city di Indonesia, sesuai dengan penunjukan dari Kementrian Kominfo tahun 2018. Tujuannya agar tersusun rancangan pengembangan smart city di Kabupaten Bandung, dengan pendampingan dari tim pembimbing dan penyusun masterplan dari Kementrian Kominfo langsung.
Hadir para kepala Perangkat Daerah, para Camat dan perwakilan dari beberapa desa yang berada di daerah perkotaan Kabupaten Bandung selaku peserta bimtek, yang akan berlangsung 18 sampai 19 Juli 2018.
Sementara narasumber diisi oleh Direktur e-Government Ditjen APTIKA Kominfo RI Ir. Firmansyah Lubis, MIT, pembimbing penyusunan masterplan smart city Kabupaten Bandung dan staf pengajar Teknologi Informasi UGM Ir. Lukito Edi Nugroho,M.Sc.,Phd juga Kepala Bappeda Kabupaten Bandung Ir. H. Ernawan Mustika,MS.