CIPARAY,balebandung.com – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna didampingi istrinya, Hj. Emma Dety Dadang Supriatna kembali melaksanakan program Saba Desa atau Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Kamis (22/9/2022) malam.
Seperti biasa, Bupati Bandung dalam melaksanakan program Saba Desa ke-13 itu didampingi oleh jajaran Kepala Dinas maupun Kepala Badan, dan sejumlah Perangkat Daerah lainnya.
Program Saba Desa yang dilaksanakan di Kampung Cihonje RT 03/RW 07 Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciparay itu, Bupati Bandung bersama istrinya menginap semalam di rumah gubuk yang sudah tak layak huni itu.
Rumah panggung yang diperkirakan sudah berusia puluhan tahun dan berukuran 5 x 20 meter itu, dihuni oleh Komariah (72), seorang janda yang ditinggal suaminya meninggal pada lima tahun silam. Komariah pun dalam kesehariannya, ditemani oleh sejumlah anaknya, yang sudah memiliki tujuh anak dan beberapa putu. Komariah pun sudah tidak ingat lagi berapa putunya itu.
Dadang Supriatna bersama istrinya yang baru selesai melaksanakan salat magrib, langsung menemui Komariah di rumahnya dengan mengendarai sepeda motor.
“Nepangkeun abdi sareng pun bojo bade ngiring nginap, manawi diwidian,” kata Dadang Supriatna kepada Komariah.
Komariah pun yang lahir di Kampung Cihonje pun dengan senang hati, langsung mengijinkan Bupati Bandung menginap di rumahnya.
“Mangga ari kersa mah. Mung sakieu buktosna,” jawab Komariah.
Komariah mengatakan, dalam kesehariannya tak punya pekerjaan, dan untuk kebutuhan makan pun pemberian dari anak-anaknya.
Untuk kebutuhan sehari-hari pun, aku Komariah, ia terbantu setelah ada bantuan dari bantuan langsung tunai konvensasi dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
“Alhamdulillah, punya kartu BPJS Kesehatan juga. Alhamdulillah, belum pernah digunakan karena terus sehat,” katanya.
Bupati Bandung pun sempat bertanya kepada Komariah. Apakah punya KTP? “Insya Allah, besok rumah Ema diperbaiki. Rumah Ibu Komariah urang bedah, urang perbaiki,” ujar Bupati.
Rumah Komariah yang jauh dari pusat keramaian Kota Ciparay itu, rumahnya terletak di atas perbukitan yang jaraknya sekitar 3 km dari Kantor Desa Mekarlakdana. Semula bisa ditempuh dengan menggunakan roda empat, namun memasuki dan mendekati rumahnya harus menggunakan kendaraan roda dua karena melewati jalan gang, yang bisa ditembus naik sepeda motor maupun jalan kaki.
Akses jalannya pun menanjak, sehingga orang yang hendak berkunjung ke rumah Komariah harus mendaki dan siap menguras tenaga.
Komariah bereama warga lainnya pun dalam beraktivitas sehari-hari harus berjalan kaki, dan sewaktu-waktu naik roda dua. “Sudah biasa hidup di kampung,” kata Komariah.***