BANDUNG – Laboratorium Quality Centre (LQC) Universitas Padjajaran (Unpad) memaparkan hasil survei terkait persepsi masyarakat terhadap pembangunan Kota Bandung 2015 di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (3/3/16). Hasil Survei dipaparkan langsung ketua tim survei dari LQC Departemen Statistik Unpad Yuyun Hidayat.
Survei yang atas kerjasama Badan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kota Bandung tersebut dimaksudkan memberi informasi mengenai aspek-aspek mutu pembangunan di Kota Bandung yang dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
Fakta hasil survei menunjukkan untuk nilai indeks kinerja Walikota Bandung 2015 pada indeks total sebesar 73,37%. Angka tersebut menunjukkan kinerja Wali Kota Bandung sudah termasuk memuaskan. Jika mengacu pada perhitungan Kepmen PAN-RB, maka indeks walikota sebesar 81,21% dan mencapai kategori sangat baik.
Yuyun Hidayat mengatakan survei ini melibatkan 540 responden untuk survei pendahuluan, dan 2.100 responden untuk survei utama dengan surveyor sebanyak 20 orang. Yuyun menekankan melalui survei ini juga agar masyarakat bisa melihat performa pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan Kota Bandung.
“Melalui survei ini kita bisa menilai performa pemerintah kita dan memliki informasi strategis yang efektif untuk dapat meningkatkan kepuasan warga Bandung,” terang Yuyun.
Menurutnya, hasil survei ini juga dapat digunakan Pemkot Bandung untuk dapat mengalokasikan dana pembangunan secara tepat tujuan dan tepat sasaran. Pemkot Bandung disarankan untuk memfokuskan peningkatan kualitas pembangunan berdasarkan hasil interpretasi dalam penelitian.
Untuk hasil yang efektif, orientasi perbaikan dikemas per area dan bukan perlakuan merata untuk area pembangunan. Sebab menurut Yuyun hasil penelitian menunjukkan permasalahan pembangunan memiliki kekhasan untuk 4 area hasil clustering.
Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik Bappeda Kota Bandung, Chairul Anwar menyebutkan ada tiga tujuan survei yang ingin dicapai yakni ingin memetakan dan mengungkapkan problematika keberhasilan dan keinginan penduduk Kota Bandung secara lengkap rinci dan representatif. Ketiga, menganalisis dan mengevaluasi hasil survei yang digunakan untuk perumusan kebijakan dan program kerja, dan adanya rekomendasi dari pemerintah mengenai kebijakan dan program yang yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan percepatan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Survei tersebut dilakukan dalam dua tahap, survei pendahuluan (pilot survey) digelar pada 2 Juli sampai dengan 14 Juli 2015. Sementara survei persepsi masyarakat terhadap pembangunan di Kota Bandung, dilakukan pada 29 Oktober sampai dengan 14 November 2015.
Pilot survey dilakukan terhadap 540 warga Bandung menggunakan pendekatan CIT dan dihasilkan 1.398 insiden atau hal yang menjadi concern Kota Bandung degan kategori subjektif ke dalam 24 aspek. Sementara survei utama dilakukan dengan menggunakan desain Multy Stage Stratified Random Sampling dengan margin error tak lebih dari 5,2% dan tingkat keyakinan 95%.
Survei utama menerapkan teknik wawancara langsung terhadap warga Bandung dengan menggunakan kuesioner berisikan 24 aspek dan 95 atribut berdasarkan hasil survei pendahuluan. Survei pendahuluan ditujukan agar Pemkot Bandung atau secara spesifik SKPD terkait dapat mengetahui hal-hal yang harus diperbaiki untuk meningkatkan indeks total sehingga mencapai hasil yang memuaskan. Ada 4 area yang merupakan hasil dari analisis koresponden yang menghasilkan perbedaan concern.