SOREANG – Berdasar survei tahun 2016, hanya 1,41% masyarakat naik angkot atau angkutan umum. Sekarang sebagai moda transportasi massal, angkot harus digunakan sedikitnya 60% oleh masyarakat dibandingkan kendaraan pribadi.
“Demi meminimalisir kemacetan, keberadaan angkot harus dimaksimalkan. Sedikitnya 60% perjalanan masyarakat harus menggunakan angkot, jangan kendaraan pribadi. Harus diperhatikan juga sebaran volume kendaraan pribadi,” kata Bupati Bandung Dadang Naser di Hotel Sutan Raja Soreang, Selasa (16/5/17).
Saat Rapat Koordinasi Perhubungan dan Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2015 tersebut Bupati menghimbau agar masyarakat kembali percaya untuk menggunakan angkot, yang tadinya sumber masalah, menjadi solusi kemacetan.
Untuk menunjang kembali popularitas angkot di masyarakat, Bupati berharap akan dilakukan revitalisasi terminal. Menurutnya saat ini belum ada terminal yang representatif dengan kapasitas layanan terminal yang memadai.
“Kapasitas layanan terminal penumpang umum di Kabupaten Bandung baru mencapai 53,79%, terhadap seluruh angkot yang beroperasi. Selain itu harus diperhatikan juga kualitas jalan, baik jalur provinsi dan jalur nasional, seperti jalur Rancaekek – Nagreg yang biasa digunakan mudik,” ungkap Dadang.
Sementara penunjang transportasi masal lainya yakni rencana pembangunan jalur kereta cepat di Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang. Menurutnya kehadiran kereta cepat harus diimbangi larian kendaraaan massal, yakni sarana jalan raya.
“Persiapan menghadapi Tol Soroja dan pembangunan jalur kereta cepat di Tegalluar, harus diimbangi dengan kapasitas sarana jalan raya dan moda transportasi massal penunjang lainnya. Tentu saja ini akan mengurai kemacetan dan memudahkan aktivitas perhubungan masyarakat,” tandasnya._Vita