BANDUNG – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Yudha Mediawan mengakui total anggaran yang dialokasikan ke BBWSC untuk pengendalian banjir di Citarum hulu mencapai Rp1,7 triliun bersumber dari APBN 2014-2020. Itu pun pengalokasiannya secara bertahap atau multiyears dari tahun ke tahun sejak tahun 2014 di mana BBWSC hanya mendapat alokasi Rp 7 miliar.
Sampai tahun 2016 saja, kata Yudha, jumlah alokasinya saja hanya Rp 200 miliar. Itu mencakup seluruh wilayah Sungai Citarum. Jadi, bukan untuk Sungai Citarum saja. Kalau untuk Citarum saja, kata dia, mungkin baru mendapat alokasi Rp150 miliar.
“Juga bukan untuk Kabupaten Bandung saja, melainkan meliputi 10 kabupaten dan dua kota, mencakup wilayah Sungai Citarum se-Jawa barat, dengan 19 daerah aliran sungai (DAS), termasuk pekerjaan sumber daya air, irigasi, dan yang lainnya,” ungkap Yudha kepada Balebandung.com, saat ditemui di Kantor BBWSCit, Jl. Inspeksi Cidurian STA 5600 Soekarno Hatta, Bandung, Senin (4/4/16).
Menurut Yudha, saat ini pihaknya sedang membangun danau buatan atau kolam retensi atau polder banjir di hulu Citarum, tepatnya di Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Kolam retensi ini untuk mengurangi dampak banjir Citarum di Kec Baleendah dan sekitarnya, khususnya di Cieunteung seluas 109 ha dan Kel Andir Baleendah yang menjadi langganan banjir tiap tahun.
“Luas kolam retensi banjir yang akan dibangun di Cieunteung Baleendah ini mencapai 8,7 hektare dari yang tadinya hanya 0,85 hektar. Total biaya yang dibutuhkan untuk kolam retensi ini mencapai Rp 186,5 miliar yang bersumber dari APBN 2015-2018,” sebutnya.
Di kolam retensi itu juga dibangun rumah pompa sebanyak 4 unit berkapasitas 3.500 liter/detik, juga pemancangan sheet pile sepanjang 953 m dan membuat tanggul di sekeliling kolam retensi sepanjang 1.800 meter. Juga membuat pintu inlet di Sungai Cigado dan outlet ke Sungai Citarum, kemudian membuat gorong-gorong di sekitar kolam retensi.
Yudha mengakui pembuatan Polder Cieunteng tidak menjamin Baleendah dan sekitarnya bebas banjir, tapi hanya mengurangi sebesar-besarnya dampak banjir. “Karena itu kita juga bangun floodway di Sungai Cisangkuy Kabupaten Bandung, kemudian cek DAM di 100 titik yang sampai saat ini baru dibangun 5 Cek DAM,” sebutnya. Lebih dari itu juga akan membuat floodway atau saluran banjir di Sungai Cisangkuy di Kab Bandung. [iwa]