SOREANG – Warga mengeluhkan banjir cileuncang yang melanda jalan raya di sekitar pusat pemerintahan Kabupaten Bandung di Soreang, sekitar pukul 19.00 WIB, Senin (8/5/17). Seperti yang terjadi di sekitar Kompleks Pemkab Bandung, bahkan banjir makin parah di sekitar bunderan Warung Lobak (Warlob), Desa Gandasari, Kecamatan Katapang. Banjir ini pun memanjang dari Warlob hingga ke Jalan Kopo Sayati.
Banjir cileuncang di kawasan tersebut kerap terjadi kalau turun hujan deras di Soreang dan sekitarnya. Ketinggian banjir bisa mencapai selutut orang dewasa. Bahkan para pengguna jalan dan pengendara terpaksa diam dulu menunggu genangan air menyusut. Kalau ada yang nekad menerobos, kebanyakan motor itu pun mogok di tengah banjir karena derasnya air menahan laju kendaraan.
Air kiriman dari wilayah Soreang tidak tertampung oleh selokan atau drainase yang ada di kiri dan kanan jalan, sehingga meluap sampai menutupi jalan raya sedalam 30-40 cm. Antrian kendaraan pun tak terelakkan untuk melewati jalur tersebut. Hal ini sudah bertahun-tahun berulang kali terjadi sejak 2009, sehingga makin dikeluhkan pengguna jalan.
“Heran saya, kok pemerintah tidak ngeh ada banjir di akses utama menuju Komplek Pemda Kabupaten Bandung dan akses menuju jalur wisata ke Ciwidey,” kata Feisal (25), warga Soreang, salah seorang pengendara motor mengeluhkan kondisi banjir di kawasan Warung Lobak tersebut.
Feisal sendiri mengalami banjir cileuncang di jalan raya itu yang selain tinggi genangannya, juga arusnya cukup deras hingga motornya pun bisa terbawa arus. Menurutnya penyebab banjir karena gorong-gorong banyak dipenuhi sampah, pasir, atau krikil sehingga gorong-gorong menjadi dangkal atau terjadi sedimentasi.
Warga Kampung Warung Lobak, Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Apep Supriatna mengatakan, sistem drainase yang buruk jadi penyebab utama air meluap ke badan jalan. Tiap kali terjadi banjir di kawasan itu, kata Apep, juga selalu menyebabkan kemacetan karena antrian kendaraan, bahkan banyak kendaraan yang memutar arah mencari jalan alternatif.
Apep mengungkapkan, permasalahan banjir cileuncang sebenarnya sudah diajukan dalam musrenbang oleh Pemerintah Desa dan BPD Gandasari. Warga menilai, kalau ada perbaikan jalan, tidak disertai dengan perbaikan saluran drainase. Namun kata Apep usulan warga Desa Gandasari tersebut hingga kini belum terealisasi.