NAGREG – Gelaran Festival Kendan Nuras digelar Sabtu (15/9) dan Minggu (16/9/18) di Lapangan Kampung Nenggeng Desa Citaman Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung.
Festival Kendan dilatarbelakangi tekad untuk mendorong masyarakat Kecamatan Nagreg melestarikan budaya yang ada, sebagaimana tema yang diusung, yakni Mulang Ka Bandung, Nyaah Ka Indung, Ngawangun Sarebu Kampung.
Nuras sendiri merupakan budaya merawat atau mengurus air yang merupakan sisa dari budaya Kendan yang pernah ada di Kabupaten Bandung. Nuras merupakan metode mengurus mata air, yang tidak hanya membersihkan, akan tetapi bagaimana caranya air yang keluar dari mata air tersebut tidak tersendat, dengan menggunakan metode tempo dulu yakni menggunakan kepala hewan.
Kepala Desa Citaman sekaligus Ketua Festival Kendan Adang Andry Rahayu S.Sos menuturkan, kepala hewan tersebut dimasukkan ke lubang air yang nantinya akan terbentuk rongga-rongga air. Jika dilihat dari manfaatnya, sudah tampak bagaimana memperlakukan air tersebut. Metode tersebut sama persis dengan Lubang Cerdas Organik (LCO) yang digunakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.
“Ternyata metode yang digunakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung sudah digunakan oleh masyarakat sejak zaman Kerajaan Kendan dulu. Masih berkaitan dengan LCO yang dikembangkan oleh Kabupaten Bandung. Tentunya metode yang digunakan oleh masyarakat tidak bertentangan dengan Lingkungan Hidup,” kata dia.
Akan tetapi, imbuh Andry, di Festival Kendan ini, masyarakat berusaha membuka keran air untuk aktivitas seni dan budaya, demi memajukan daerah Nagreg. Hal tersebut yang nantinya digalakkan, karena muncul kekhawatiran Nagreg akan jadi Kota Mati.
Memang, saat ini Nagreg dikenal sebagai kota macet. Namun, bukan tidak mungkin, setelah adanya Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas), atau mungkin ada perubahan tata ruang termasuk wacana pemekaran Bandung Timur, Nagreg akan jadi kota mati.
“Salah satunya adalah menggali potensi yang sudah ada, yakni seni dan budaya. Tujuannya menyiapkan potensi-potensi Nagreg untuk menjadikan Nagreg sebagai kota yang hidup berkelanjutan, dengan muara akhir mendorong Nagreg memiliki kampung kreatif yang dapat memberdayakan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Rencananya, di kemudian hari acara Festival Kendan ini, khususnya di wilayah Nagreg harus menjadi event yang dihelat di tiap desa. “Ini harus dimasukkan ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung,” tandas Andry.
Jika disimpulkan, menurutnya Festival Nuras ini adalah salah satu jawaban tantangan dari Bupati Bandung, Dadang M Naser, untuk menciptakan 1.000 kampung, dan hal tersebut harus terealisasi di wilayah Nagreg.
Andry berharap, setelah kegiatan Nuras tersebut, dapat menghasilkan ekonomi produktif yang berbasis seni dan budaya. “Kami juga berharap Desa Citaman ini menjadi salah satu desa seni dan budaya di Kabupaten Bandung, karena sebagai warga Bandung, kita wajib menyukseskan program Bupati Bandung yang akan membangun 1.000 kampung,” ucapnya. by koropak ***