Senin, Februari 17, 2025
BerandaBale Kota BandungHarus Ada Kota Kedua Selamatkan Bandung

Harus Ada Kota Kedua Selamatkan Bandung

Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil kembali menemui warga Adipura di Aula Kecamatan Gedebage Senin (22/2), untuk membahas solusi pembangunan flyover. by Meiwan Humas Pemkot Bandung
Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil kembali menemui warga Adipura di Aula Kecamatan Gedebage Senin (22/2), untuk membahas solusi pembangunan flyover. by Meiwan Humas Pemkot Bandung

Walikota Bandung M. Ridwan Kamil berharap pengertian dari warga sehubungan dengan adanya pembangunan Pintu Tol 149 ini, karena ini demi kebaikan warga juga.

“Kenapa Gedebage jadi pusat pengembangan? Karena dari jaman dulu Bandung didesain untuk 300 ribu orang atau sekitar 2 kecamatan. Sedangkan sekarang sudah menjadi 2,3 juta jiwa dan dari jaman baheula juga Bandung hanya memiliki satu pusat kota yaitu Alun-alun Bandung, ” ungkap walikota saat pertemuan dengan warga Cluster Cemara Komplek Adipura Kelurahan Rancabolang Kecamatan Gedebage, di Aula Kecamatan Gedebage Senin (22/2/16) malam.

Ridwan menandaskan untuk menyelamatkan Kota Bandung harus ada kota kedua dan setelah diteliti selama 20 tahun, pusat kota yang cocok adalah di daerah Bandung timur. “Ini sudah diteliti 20 tahun lalu dan diberi nama Pusat Pertumbuhan Primer Bandung Timur Gedebage, Jadi Teknopolis itu bukan summarecon tapi PPPBTG yang diganti nama, ” tegasnya.

Lebih lanjut Emil juga menambahkan nantinya akan ada sister city antar Teknopolis dengan batas Sukarno Hatta dan tol, sehingga akses semuanya akan terkoneksi dengan baik dan ini sudah pasti akan meningkatkan juga taraf perekonomian Bandung Timur.

“Apabila nantinya berdiri Teknopolis ini akan menciptakan 400.000 lapangan pekerjaan. Selain itu juga nantinya bahkan Pusat Pemerintahan Kota Bandung dan Balai Kota serta kantor dinas juga akan pindah kesini di belakang Polda Jabar, sehingga akan mempermudah pengurusan hal pemerintahan di Bandung Timur, “papar Emil.

Untuk mengatasi masalah banjir Emil mengatakan memang harus ada danau raksasa yang nantinya dapat menampung curahan air hujan. “Nantinya akan ada danau yang dibangun oleh pihak provinsi dengan Mesjid Besar diatasnya dan juga dari pihak Summarecon sehingga akan ada dua danau buatan yang dibangun, ” jelasnya.

Untuk sarana transportasi, Emil mengatakan nantinya ada stasion yang menyambung ke kereta cepat yang akan bisa menempuh Bandung – Jakarta hanya dalam 30 menit. “Nantinya Stasion yang dibangun di daerah Bandung Timur akan terkoneksi dengan Stasion Kereta Cepat Bandung-Jakarta sehingga akses dan pertumbuhan perekonomian akan sangat cepat berkembang,” paparnya.

Berkaitan dengan akselerasi pembangunan Pintu Tol 149, hal itu disebabkan agar Kota Bandung nantinya tidak macet karena wisatawan dan sebagai persiapan menjelang PON di Jawa Barat. “Agar tidak macet Kota Bandung harus memiliki Ringroad dan lahirlah pintu tol 149. Ini rencana lama yang dipercepat sehubungan dengan adanya PON di GBLA dan agar nantinya tidak terlalu mengganggu warga.

Menjawab keluhan warga, Emil mengatakan dirinya akan menerima semua keluhan dan tidak ada pilih kasih. “Semua keluhan akan diambil dan akan diberikan solusi yang tidak paling banyak merugikan. Semuanya tetap akan mendapatkan solusi, meskipun tidak sepenuhnya sesuai keinginan, tetapi saya harap bisa mengerti karena ini untuk manfaat bersama nantinya, ” tegas Emil.

Untuk keluhan akses Emil menegaskan kembali bahwa tidak akan ada perubahan dari yang sudah ada sebelumnya. Jadi tidak ada akses yang dipindah dan terganggu. “Dari pihak Kemen PU sudah komitmen jalan yang naik terlalu tinggi sampai 5,2 meter akan diturunkan menjadi 2,5 meter bagi mobil yang rendah, dengan akses dari kecamatan Sedangkan untuk kendaraan besar akan masuk dari Gerbang Summarecon,” tegasnya.

Untuk masalah drainase yang dijanjikan, Emil menjelaskan bahwa pihak KemenPU sudah berjamji dan membuat komitmen. “KemenPU akan melaksanakan proses Drainase dalam 7 hari ke depan berbarengan dengan pengerjaan jalan, sehingga warga bisa melihat sendiri nantinya saat pengerjaan,” jelasnya.

Sehubungan dengan dampak-dampak pembangunan yang mengganggu, Emil menjawab bila terjadi hal-hal yang mengakibatkan kerugian atau kerusakan terhadap lingkungan warga , ia berharap warga membuat pernyataan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan oleh pengembang.

“Semua untuk kebaikan warga sendiri dan memang sudah direncanakan dari dulu. Apabila ada kerusakan atau hal-hal yang perlu difasilitasi, diharapkan warga dapat membuat pernyataan, sehingga bila ada hal yang harus dikompensasi sesuai aturan bisa dipertanggungjawabkan oleh pengemban,” tandasnya.

Mengakhiri pertemuan Emil kembali mengingatkan pada warga bahwa dirinya tidak mengharapkan ada yang dirugikan dan semua akan diberikan solusi yang mufakat. “Saya atas nama Pemerintah Kota Bandung minta maaf apabila ada yg tidak nyaman. Apabila ada yang rusak, buat surat pernyataan agar pihak developer akan mengganti dan bertanggungjawab dan saya harap kita bisa mendukung apa yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi kita dan anak cucu kita,” pungkasnya.

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI