BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan operasional bus sekolah maupun bus buruh gratis, meski para sopir angkutan kota (angkot) demo menolak keberadaan bus-bus tersebut.
“Nggak diberhentikan busnya. Kita cari solusinya. Sopir angkot itu demo, karena ada premis yang salah. Mereka yang demo itu beranggapan dengan adanya bus sekolah dan bus buruh, penghasilan mereka turun 50 persen, tanpa data yang memadai. Padahal tidak, bus buruh itu cuma dua unit, ukurannya kecil-kecil lagi,” tukas Ridwan kepada wartawan di Hotel Savoy Homann, Kamis (2/6/16).
Kendati begitu Emil pun menyatakan akan memperhatikan aspirasi para sopir angkot dan mendiskusikannya dengan Dinas Perhubungan Kota Bandung Jumat (3/6) ini. “Jadi, tidak ada penghentian bus sekolah. Mulai besok (Jumat) bus sekolah akan dikawal satu polisi. Insya Allah win-win solution akan coba dihadirkan,” imbuhnya.
Menurut Emil, musuh sopir angkot yang sebenar adalah para pengendara motor. “Sok ajah survei, para pengendara motor itu adalah para mantan pengguna angkot. Kalau mau mah kita riset aja secara mendalam, betul nggak yang dikatakan penghasilan sopir angkot itu turun 50 persen,” kilahnya.
Diadakannya bus sekolah, imbuh Emil, tujuannya agar para orangtua yang suka mengantar anaknya ke sekolah dengan naik motor itu agar mau naik bus gratis ke sekolah. “Supaya anak-anak mereka gerung-gerung naek motor ke sekolah itu jadi pindah naek bus. Bus sekolah itu begitu teorinya, bukan dari konsumen angkot” kilah Emil.
Kamis (2/6) siangnya, lebih dari 400 angkutan kota (angkot) dari berbagai trayek di Kota Bandung mogok beroperasi. Mereka memprotes keberadaan bus sekolah gratis dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung.
Angkot-angkot diparkir di sekitar Balai Kota Bandung, tepatnya di bagian kanan Jalan Wastukancana. Antrean panjang angkot sempat menghambat arus lalu lintas di lokasi. Polisi pun turun ke jalan untuk mengatur kelancaran lalu lintas di sana.
Dalam aksi di depan gerbang Balai Kota Bandung, mereka membawa sejumlah poster berisi kecaman terhadap Pemkot Bandung dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Beberapa poster itu di antaranya bertuliskan ‘Kami Menolak Keras Keberadaan Bis Sekolah’, ‘Boss, Anak Istri Saya Butuh Makan, Boss!’, dan ‘Pak Emil Jangan Mengeluarkan Kebijakan Sepihak’.
Selain membawa poster, massa juga menggelar aksi tidur dan berguling-guling di aspal. Sedangkan sebagian pendemo melemparkan uang koin pada mereka yang tidur. Itu sebagai bentuk sindiran terhadap Pemkot Bandung. “Anak-istri kami makan pakai duit receh,” teriak salah seorang demonstran di sela aksinya.
Aksi itu dilatarbelakangi beroperasinya bus sekolah di Kota Bandung. Keberadaan bus itu dinilai sangat merugikan para sopir angkot, karena para siswa yang sebelumnya pergi ke sekolah menggunakan angkot, kini banyak yang beralih menggunakan bus gratis tersebut.
Hal itu berdampak pada pendapatan para sopir angkot. Adapun yang merasakan langsung dampak negatif bus sekolah gratis itu di antaranya trayek Cicadas-Cibiru, Stasiun Hall-Gedebage, Elang-Gedebage.
“Sekarang penghasilan saya hilang 80 persen karena bus gratis, ini sudah lebih dari tiga bulan,” kata Rosadi (51), sopir trayek Cicadas-Cibiru. Menurutnya, sebelum bus sekolah gratis beroperasi, pendapatannya lumayan cukup aman. Setidaknya, uang untuk makan sehari-hari terpenuhi. “Sekarang boro-boro, buat makan saja pinjam sama rentenir,” keluhnya.