
BANDUNG – Sekelompok Ormas Islam menuntut pembubaran kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) oleh Pendeta Stephen Tong di Sabuga, Selasa (7/12/16) kemarin. Massa beralasan kegiatan itu digelar di tempat umum dan kurang administrasi perizinannya.
Nih, kronologis kejadian pembubaran KKR di Sabuga itu;
– Pada pukul 13:00 WIB, datang sekitar 75 orang massa gabungan dari Pembela Ahlus Sunnah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI) Bandung melakukan orasi di depan jalan menuju Sabuga dengan situasi kondusif.
– Pukul 14.00 WIB, panitia naik ke tempat orasi menyampaikan kesepakatan bahwa pkl 15.00 acara selesai dan akan membubarkan diri.
– Pukul 15.30 WIB, jama’ah anak sekolah sudah bubar, namun panitia masih ada di lokasi. Akhirnya dari ormas meminta untuk melihat langsung ke dalam gedung, dan disepakati dikasih waktu 30 menit untuk membereskan.
– Pukul 17.00 WIB, ormas datang lagi, dan disepakati bahwa akan membubarkan diri dan perwakilan ormas diminta untuk menjelaskan kepada Pendeta Stephen Tong. Namun ketika perwakilan ormas menunggu kedatangan Pendeta, dari dalam ruangan terdengar suara nyanyian kebaktian, sehingga perwakilan ormas meminta kegiatan dihentikan.
– Pukul 17.30 WIB, disepakati perwakilan ormas untuk bertemu Pendeta, namun masih koordinasi.
– Pukul 18.30 WIB, selesai solat magrib, dilaksanakan pertemuan perwakilan ormas, Kapolrestabes, Dandim, panitia dengan Pendeta.
– Pukul 20.00 WIB, diperoleh kesepakatan bahwa pendeta akan menjelaskan situasi kepada jamaah diberi waktu selama 10 menit. Namun dalam pelaksanaannya sampai 15 menit karena ditambah do’a dan nyanyian, sehingga ormas meminta dihentikan. Kapolres mengambil alih situasi dan menghentikan kegiatan.
– Pukul 20.30 kegiatan selesai, dan jama’ah maupun ormas berangsur membubarkan diri dengan tertib.