SOREANG – Kebutuhan personil di sejumlah Polres yang ada di Jawa Barat dinilai masih minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Jabar yang mencapai 50 juta jiwa. Perekrutan anggota baru pun terus dilakukan dengan menekankan pada peningkatan kualitas dalam setiap penerimaannya.
Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jabar, Kombes Pol Dody Marsidy mengatakan, secara keseluruhan Polda Jabar masih kekurangan sekitar 10 ribu personil. Jumlah tersebut sangat banyak, namun tidak sebanding dengan kuota perekrutan setiap penerimaan.
“Tahun ini Polda Jabar hanya mendapat jatah untuk merekrut 997 anggota baru. Sedangkan, setiap tahunnya ada 500 sampai 600 personil yang pensiun,” sebut Dody usai Penandatanganan Pakta Integritas Penerimaan Anggota Polisi baru di Mapolres Bandung, Jln. Bhayangkara, Soreang, Senin (2/5/16).
Menurut Dody, sesuai peraturan Mabes Polri, penambahan personil ini kebijakannya zero growth, minimal pertumbuhan di atas nol sedikit, yaitu jumlah yang pensiun ditambah sedikit. Dengan kondisi yang membuat upaya penambahan kuantitas personil sangat sulit tersebut, pihaknya hanya bisa meningkatkan kualitas pada setiap penerimaannya.
“Salah satunya dengan menggunakan Sistem Informasi Penerimaan Anggota Polri (Sisforim) Polda Jabar. Dengan aplikasi ini, seluruh proses penerimaan anggota Polri dapat dilihat secara langsung oleh peserta, panitia, dan siapapun yang membutuhkan informasi mengenai proses tersebut. Tidak ada data yang dirahasiakan dari prosesnya,” ungkapnya.
Sebanyak 11 Polres di Jabar, sebut Dody, sudah memenuhi kebutuhan jumlah personilnya lebih dari 80%. Baru Polres Bogor Kota dan Polres Cimahi sudah memiliki personil dengan jumlah lebih dari 100%, dari jumlah personil yang dibutuhkan.
“Pendistribusian personil dari Kota Bogor dan Cimahi ini kami atur untuk mengisi Polres yang kurang personil. Sedangkan, Polres yang masih sangat kekurangan personil adalah Sukabumi, Ciamis dan Garut,” terangnya.
Berdasarkan kebijakan Kapolda Jabar Irjen Pol Jodie Rooseto, selanjutnya akan ditetapkan kuota anggota baru dari setiap daerah saat menggelar penerimaan anggota Polri. Sebelumnya, penerimaan anggota ini hanya didasarkan pada nilai terbesar.
Dody menambahkan, kalau hanya menggunakan nilai sebagai syarat penerimaan anggota baru, maka yang diterimanya cenderung peserta dari kawasan perkotaan. Sebab mereka memiliki lebih banyak informasi dan kesiapannya lebih baik.
“Dengan pemberlakuan kuota dari masing-masing daerah ini, jumlah putra daerah-daerah lain yang lolos menjadi anggota Polri akan semakin besar. Kalau putra daerah ini diterima, mereka tentunya akan ditugaskan kembali ke daerahnya. Sampai saat ini ada sekitar 9.500 peserta yang mendaftar menjadi anggota Polri di Jabar,” kata Dodi.