CIWIDEY, Balebandung.com – Ratusan pesilat dari seluruh paguron sewilayah kecamatan Pacira (Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali) yang berada di bawah naungan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kabupaten Bandung, hadir di Pagelaran Pencak Silat sewilayah Pacira, di Alun-alun Ciwidey, Sabtu (12/11/22).
Ketua PPSI Kabupaten Bandung H Endang mengatakan, pagelaran ini diadakan untuk lebih membangkitkan pencaksilat di Pacira, khususnya di kalangan paguron silat. Selain itu, imbuh Endang, pagelaran silat ini juga dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Pahlawan Nasional.
“Ternyata animo dan antusias masyarakat dan paguron silat se-Pacira ini cukup tinggi, sehingga tampak meriah. Ada lebih dari 300 pesilat hadir untuk ikut memeriahkan pagelaran pencak silat ini,” kata Endang kepada wartawan.
Dengan pagelaran ini Endang berharap ke depan bisa diadakan Pasanggiri Pencak Silat sewilayah Pacira, agar pencak silat bisa lebih berkembang, lebih maju, lebih aktif lagi mengadakan kegiatan.
“Kami juga berharap upaya pelestarian atau perawatan pencak silat bisa dilakukan oleh semua pihak, sehingga pencak silat sebagai warisan leluhur asli bangsa kita ini bisa terus terjaga. Apalagi pencak silat ini sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya tak benda asli Bangsa Indonesia,” ungkap Endang.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung, Apih Cuncun menyatakan, kegiatan pagelaran ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayan dan PP No 87/2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Pemajuan Kebudayaan.
Menurut Cuncun, seni budaya merupakan program tahunan dari Disbudpar Kab Bandung, di antaranya pencak silat juga sebagai destinasi wisata Kabupaten Bandung, selain wayang golek.
“Kami dari Disbudpar sangat mengapresiasi kegiatan pagelaran pencak silat sewilayah Pacira ini dan diharapkan bisa diikuti oleh kecamatan-kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Bandung,” kata Cuncun.
Apalagi, imbuh Cuncun, Bupati Bandung Dadang Supriatna sudah mencanangkan program tiga muatan lokal di bidang pendidikan, terutama terkait ngamumule seni budaya dan Basa Sunda, selain Pendidikan Pancasila dan UUD 1945, serta belajar mengaji dan menghapal Alquran.***