Rabu, Oktober 16, 2024
BerandaBale Bandung"Si Jalu" Kopi Arabika Berprestasi dari Cilengkrang

“Si Jalu” Kopi Arabika Berprestasi dari Cilengkrang

Bupati Bandung Dadang Naser menyerahkan penghargaan kepada Hamid dari Kelompok Tani Hutan Girisenang, Kec Cilengkrang, Kab Bandung saat peringatan Hari Krida Pertanian ke-44 tingkat Kabupaten Bandung yang digelar di Pelataran Kantor BKPPP Kab Bandung, Selasa (9/8). by Humas Pemkab Bandung
Bupati Bandung Dadang Naser menyerahkan penghargaan kepada Wahid dari Kelompok Tani Hutan Girisenang, Kec Cilengkrang, Kab Bandung saat peringatan Hari Krida Pertanian ke-44 Kab Bandung yang digelar di Pelataran Kantor BKPPP Kab Bandung, Selasa (9/8). by Novita Humas Pemkab Bandung

SOREANG – Arabica Bukit Palasari merk kopi buatan Wahid dari Kelompok Tani Hutan Girisenang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, meraih penghargaan dari Bupati Bandung Dadang Naser sebagai Kelompok Tani Hutan Berprestasi. Apresiasi diberikan Bupati Bandung saat peringatan Hari Krida Pertanian ke-44 tingkat Kab Bandung yang digelar di Pelataran Kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKPPP), Selasa (9/8/16).

Arabica Bukit Palasari juga dijuluki Kopi “Si Jalu” karena bentuk biji kopi ini tunggal dan bulat, tidak terbelah seperti bentuk biji kopi biasanya. Jalu artinya lelaki dalam Basa Sunda atau Kopi Lanang dalam bahasa Jawa. Kopi Lanang ini memang bisa dihasilkan dari jenis Kopi Robusta maupun Arabika.

Menurut Wahid, sebenarnya Kopi Jalu/Lanang ini bukan varietas baru, bisa dihasilkan oleh pohon kopi jenis Robusta maupun Arabika yang pada umumnya ditanam petani di Indonesia. Ia menuturkan, Kopi Lanang terbentuk karena :

(1) penyerbukan yang tidak sempurna, akibat satu dari dua bibit di dalam buah kopi menjadi puso, sehingga tersisa satu benih yang menempati ruangan pada buah kopi. Biasanya terjadi pada penyerbukan bunga di ujung cabang di mana putiknya sedikit rusak oleh terpaan angin atau gangguan serangga;

(2) ketidakseimbangan pengiriman zat makanan pada saat pembuahan karena pohon mengalami stres, sehingga membuat pertumbuhan biji kurang sempurna; dan (3) kelainan genetika.

“Oleh karena itu, tidak ada pohon kopi yang 100% memproduksi Kopi Lanang, biasanya produksi Kopi Lanang berkisar 2–5% dari total produksi buah kopi keseluruhan,” terang Wahid. by Novita Noviana Humas Pemkab Bandung

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

spot_img