CICALENGKA – Banjir bandang yang menyebabkab terputusnya Desa Dampit dengan Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung ditenggarai disebabkan gundulnya kawasan hulu Sungai Citarik yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang.
”Ada buldozer yang sedang membuka lahan di kawasan atas untuk pembukaan lahan. Kawasannya ada di wilayah Kabupaten Sumedang. Itu jadi salah satu penyebab banjir bandang ini,” ungkap bupati saat meninjau lokasi bencana banjir bandang, Jumat (15/4/16).
Dadang menuturkan beberapa hari terakhir turun hujan dengan curah yang tinggi. Lantaran kawasan hutan di hulu Sungai Citarik gundul, tidak ada penahan air. Ia berharap perbaikan di kawasan hulu Sungai Citarik bisa dibicarakan bersama Pemkab Sumedang. ”Ini harus melibatkan dua daerah, bukan hanya Kabupaten Bandung,”ungkap Kang DN, sapaan Dadang Naser.
Usai meninjau lokasi banjir bandang, bupati langsung menetapkan tanggap darurat bencana. Dengan tanggap darurat, Kang DN berharap aktivitas masyarakat bisa kembali normal dalam waktu dekat.
Menurutnya dalam tanggap darurat ini akan dilakukan beberapa penanganan, mulai dari relokasi warga yang rumahnya tergerus banjir bandang, pemasangan bronjong hingga pengerukan batu-batu yang menutupi aliran Sungai Citarik.
”Bronjong harus dipasang untuk mencegah terjadinya longsor susulan,’ terangnya sambil menyebut panjang bronjong ini bisa mencapai 200 meter.
Pengerukan batu-batu yang terbawa banjir bandang pun harus dilakukan sebab batu-batu tersebut mengganggu aliran air sungai. Untuk mengeruk batu-batu besar ini dibutuhkan alat berat yang mumpuni.
”Kita minta kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk membawa alat berat yang dimilikinya, untuk mengeruk batu-batu ini,” ujarnya.
Jika tanggap darurat ini sudah selesai, Kang DN berencana membuat jalan baru. Jalan ini akan menggantikan Jalan Tanjungwangi yang putus akibat banjir bandang.
Sementara itu, Ketua RT 04/01 Kampung Japar, Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cicalengka, Nunu Sanusi membenarkan adanya buldozer yang membuka lahan di kawasan hulu Sungai Citarik.
”Buldozer itu lewat satu atau dua bulan lalu menuju ke atas (Gunung Kareumbi,red). Katanya mau buka lahan. Sok wartawan investigasi ke sana,”pinta Nunu.
Nunu mengaku bahwa kawasan hutan yang dibuka oleh buldozer itu berada di wilayah Kabupaten Sumedang. Nunu berharap ada tindakan tegas dari pemerintah terhadap pelaku perusakan hutan, sehingga menyebabkan banjir bandang di desanya.
Satuan Kerja Pelaksanaan Sumber Air BBWS Citarum Ahmad Sajidin mengaku pihaknya siap untuk turut dalam tanggap darurat banjir bandang di Cicalengka.
”Kami menunggu surat tanggap darurat dari Bupati Bandung. Setelah itu, baru mau melaksanakan bronjongisasi dan tanggap darurat lainnya,” jelas Ahmad.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Tata Irawan mengatakan ada 10 rumah yang rusak terkena banjir bandang. Untuk menjaga keselamatan warga, BPBD meminta warga yang rumahnya berada di bantaran Sungai Citarik untuk dikosongkan terlebih dahulu sampai kondisi cuaca membaik.
”Saat ini, kami dibantu TNI AD dari Yonif 330 membuat jembatan dari bambu untuk akses sementara warga,” ujar Tata.