
BANDUNG – Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Barat Eka Santosa menyatakan persoalan tata ruang dan lingkungan di Kawasan Bandung Utara (KBU) amburadul. Sudah puluhan tahun permasalahan lingkungan di KBU ini terjadi namun tak kunjung tuntas. Menurutnya persoalan ini bisa dibereskan jika ada pemimpin yang tegas.
“Coba tiru Gubernur DKI Anies Baswedan yang mampu menghentikan reklamasi pantai di Teluk Jakarta. Kalau di Jabar, misalnya Hotel Pullman Bandung (Gasibu) yang ketinggiannya melebihi aturan. Lalu fatalnya, IMB-nya bermasalah sejak 2012. Nasibnya sekarang masih berjaya di lahan yang dulu saya rekomendasikan sebagai RTH atau hutan kota. Belum lagi Sungai Citarum sebagai sungai terkotor sedunia, ini menyakitkan bagi kita yang katanya sebagai bangsa berbudaya tinggi,” ungkap Eka di Studio RRI Bandung, Senin (25/3/19).
Bila Partai Berkarya Jabar kelak duduk di legislatif di berbagai tingkatan, Eka bertekad partai yang dipimpinnya akan membenahi masalah lingkungan hidup, juga pendidikan, lapangan kerja, kesehatan, dan ketahanan pangan, disertai pengembangan swa-sembada seperti prestasi Indonesia pada era 1980-an.
“Kita harus obyektif, beberapa hal yang baik seperti GBHN, swasembada pangan, keberhasilan program KB (Keluarga Berencana), tumbuhnya Kelompencapir (Kelompok Pendengar dan Pemirsa) yang menggiatkan ekonomi kerakyatan kala itu di pedesaan, mengapa tidak dihidupkan lagi?” urainya.
Di bidang kesehatan, Eka bilang kita jangan sampai terkecoh meningkatkan kesehatan lalu membangun rumah sakit secara masif, padahal kondisi lingkungan masih amburadul.
“Pembangunan rumah sakit juga harus memperhatikan aspek lingkungan. Jangan sampai terus membangun rumah sakit akan tetapi ketersediaan air bersih, tata ruang, polusi dalam berbagai tingkatan, tak dibenahi. Akhirnya, program kesehatan identik dengan proyek, ya seputar alkes-alkes yang bermasalah menjadi tipikor bukannya malah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” pungkas Eka.***