BOJONGSOANG – Pada ‘Jambore HIPMI Perguruan Tinggi se-ASEAN 2016’, bertema “Revolusi Mental, Jalan Tengah Membangun Entrepreneur Muda yang Berdaya Saing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN,” Presiden Jokowi memotivasi para pengusaha muda, dan para calon kader pengusaha muda peserta Jambore untuk tidak mudah menyerah dalam berbisnis.
“Semangat harus ‘kenceng,’ saking kencengnya remnya sampai blong. Terus jatuh, kalau jatuh ya bangkit lagi. Kalau mau jadi pengusaha itu terjuni, jalani. Kalau ada persoalan di lapangan selesaikan. Kalau gagalnya, jatuh, bangkit lagi, seperti itu,” kata Jokowi menuturkan pengalaman pribadinyanya sebagai pengusaha, di Telkom University, Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buah Batu, Kabupaten Bandung, Senin (23/5/16).
Presiden pun menuturkan, kemajuan teknologi terkini pun membuat dunia seolah tak berbatas (borderless). Jokowi mencontohkan, untuk berdagang pun kini tak harus di pasar atau membuka toko. Dengan e- commerce, online shop, para pengusaha bisa langsung bersaing dengan para pedagang lain dengan skala internasional sekaligus. “Semuanya tersajikan dengan cepat, dan tak terbendung lagi. Pilihan kita dua, mau terbuka, atau tertutup,” kata dia.
“Terbuka artinya berani berkompetisi, berani bertarung, berani bersaing, siap tidak siap harus menyiapkan diri, membuka diri. Sedangkan tertutup, kita menutup diri dari kompetisi, lalu pasrah dengan keadaan,” imbuhnya.
Dengan itu, Jokowi kembali menekankan, kata kunci kesuksesan adalah terbuka menghadapi kompetisi, dalam mengejar ketertinggalan bangsa kita. “Artinya apa? Kalau ada pesaing kita baru bangun, kalau ada kompetisi baru kita bangun. Saya ingin dengan adanya MEA memberikan sebuah semangat anak- anak muda terutama untuk bangkit berani bersaing dan berkompetisi,” ungkapnya.
Senada Jokowi, Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia mengatakan Hipmi selalu optimis dan tidak takut dengan hadirnya MEA. Bahlil yakin pengusaha muda Indonesia siap bersaing dengan negara lain. “Hipmi selalu optimis, tidak perlu takut dengan MEA,” tegasnya.
Pada kegiatan yang dihadiri sekitar 4.000 orang peserta dari berbagai perguruan tinggi yang ada di 10 Negara ASEAN ini, dirinya sempat menyinggung bahwa *out put* perguruan tinggi di Indonesia kebanyakan, masih berorientasi pada ijazah dan membuat mahasiswanya hanya berkeinginan menjadi karyawan saja. “Kebanyakan perguruan tinggi masih berorientasi ijazah, bukan pada mencari ilmu untuk membuat lapangan kerja,” pujar Bahlil.
Jambore Hipmi Perguruan Tinggi (PT) pun akan berlangsung 22 – 26 Mei 2016 di Kampus Telkom University, Bandung. Adapun berbagai rangkaian acara yang akan digelar dalam pertemuan pengkaderan akbar ini antara lain, konferensi, workshop tentang business plan, branding plan, sales plan, training tentang leadership, training negosisasi, serta kegiatan inspiratif lainnya.
Turut hadir Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, para Menteri Kabinet Kerja, Bupati Bandung dan jajaran Forkopimda Jabar dan Kabupaten Bandung, para Ketua Umum BPD Hipmi se -Indonesia, Ketua Kadin Malaysia Tan Sri H.M. Ali Rustam, Rektor Hipmi Perguruan Tinggi, dan Ketua Hipmi Perguruan Tinggi Se -Indonesia, seluruh mahasiswa dan pelajar peserta Jambore Hipmi se- Indonesia dan Asean.