SOREANG, Balebandung.com – Sebuah gubuk milik Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS) tampak kontras berdiri di Jalan Raya Soreang, tepatnya di seberang Komplek Pemerintahan Kabupaten Bandung. Padahal Soreang sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bandung serta kawasan perdagangan dan bisnis ini harus bersih dari PMKS.
Dari hinggar bingar kemegahan Komplek Pemkab Bandung, di seberangnya ada sebuah gubuk kecil yang berdiri di antara tumpukan sampah liar. Pemandangan itu tak luput dari para pejalan kaki yang melintas di trotoar Jalan Raya Soreang.
Gubuk kayu berukuran kurang lebih dua meter persegi, beratap rendah kurang dari satu meter dari seng bekas itu, berdiri diatas lahan kosong yang diapit oleh bangunan megah sebuah bank BUMN dan pertokoan serta hotel itu dihuni seorang pria berusia sekitar 50 an tahun yang memang tak memiliki tempat tinggal dan pekerjaan.
“Sudah lumayan lama dia tinggal di situ. Setiap hari dia luntang-lantung di situ. Cari makanan dari tumpukan sampah dekat saung yang dia buat. Mungkin gelandangan atau orang dengan gangguan jiwa,” kata Entis (47), salah seorang warga sekitar, Selasa (19/1/2021).
Dikatakan Entis, keberadaan gubuk PMKS ditepi trotoar jalan itu, memang membuat miris siapapun yang melihatnya. Karena ditengah-tengah ibu kota Kabupaten Bandung, terlebih diseberang pusat pemerintahan masih ada masalah sosial yang tak segera ditangani oleh instansi terkait.
“Ini seolah olah kontras dengan keadaan di sekitarnya. Di antara gedung megah dan di seberang kantor Pemkab Bandung dan DPRD Kabupaten Bandung ada pemandangan yang bikin miris siapapun yang melihatnya. Saya heran, kok enggak pernah terlihat gitu yah sama orang pemerintahan. Padahal jaraknya cukup dekat,” ungkap Entis.
Entis berharap, instansi terkait dapat menangani masalah sosial yang ada di sekitarnya. Paling tidak, menertibkan dan mengurus masalah sosial dan PMKS yang tampak bertebaran di sekitar Komplek Pemkab Bandung.
Dia bilang, selain gubug milik PMKS, akhir-akhir ini juga ia dan warga lainnya melihat keberadaan para pengemis yang berkostum tokoh animasi seperti Mickey Mouse, Dora Emon dan lainnya hampir di semua perempatan jalan.
“Yah, sebaiknya mereka itu ditangani. Dibina diberikan pelatihan keterampilan supaya punya keahlian dan bisa cari nafkah yang benar. Jangan dibiarkan begitu,” ujar Entis. ***