KOTA BANDUNG – Gedung Sate bakal punya museum dengan konsep canggih dan modern. Museum ini nantinya akan dilengkapi berbagai fasilitas digital, sehingga akan memudahkan para pengunjung untuk mengakses berbagai informasi terkait sejarah Gedung Sate dan Kota Bandung.
Usai rapat mengenai pembangunan museum ini, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan nantinya museum yang ditargetkan selesai pada 2017 ini akan menjadi museum tercanggih di Indonesia dengan anggaran hingga Rp 16 miliar.
“Akhir tahun ini DED (Detail Engineering Design) akan kita sempurnakan kalau bisa Februari (2017) sudah dikerjakan. Ruangan di Gedung Sate yang nanti dipakai museum juga kecil, tapi semua informasi (gambar, tulisan, film) tentang Gedung Sate akan bisa kita dapatkan,” ungkap Wagub di Gedung Sate, Jumat sore (12/2/16).
Makanya, imbuh wagub, teknologi digitalnya sangat mendukung, dengan mengambil rujukan dari beberapa museum terkemuka di Eropa. “Mungkin Gedung Sate ini nanti bisa jadi museum tercanggih di Indonesia,” ujar Deddy.
Untuk menjadikan Gedung Sate sebagai sebuah museum, menurutnya sangatlah mudah. Sebab Gedung Sate itu sendiri merupakan sebuah artefak. “Sebab Gedung Sate ini sendiri adalah artefak, ini (Gedung Sate) adalah museumnya, tapi pusat (informasi) museum hanya (ruangan) kecil saja,” terangnya.
Sementara itu, pihak dari Leiden University yang akan menjadi mitra dalam pengumpulan data untuk museum – yang juga Arsiparis Lembaga Independen tentang Kearsipan Negara Hindia Belanda, Nico Van Horn mengatakan, banyak sekali informasi terkait Gedung Sate yang bisa didapatkan di Belanda, termasuk keterlibatan salah satu insinyur asal Indonesia yang turut membangun Gedung Sate yaitu Martinus Putuhena.
“Data seperti putusan kapan gedung ini harus dibangun dan alasan kenapa gedung ini harus dibangun yaitu pindahnya pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Dan ini (Gedung Sate) adalah gedung pertama yang sulit pindah,” ungkap Nico.
