SOREANG,balebandung.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah menyatakan, dalam penanganan Sub DAS Ciwidey, Bupati Bandung HM Dadang Supriatna sempat memimpin rapat pada 1 Juli 2022 lalu.
“Beberapa arahan beliau, salah satunya adalah segera dibentuk tim percepatan pengendalian kerusakan di Sub DAS Ciwidey,” kata Asep kepada wartawan di Soreang, Rabu (12/10/2022).
Asep mengatakan, tim sudah banyak melaksanakan kegiatan, mulai dari mitigasi kemudian pembahasan suatu kebijakan, termasuk rangkaian kegiatan-kegiatan penunjang.
“Dari mulai rapat teknis, kita hampir 23 kali rapat teknis karena memang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Termasuk melakukan akurasi kebutuhan lapangan sesuai dengan hasil mitigasi,” ujar Asep.
Hal itu, lanjut Asep, sudah disampaikan pada saat kegiatan bedas ngaleuweung (ngamumule leuqeung) di Rancabali Kabupaten Bandung 24-15 September 2022 lalu.
“Di mana beberapa kegiatan, yang sifatnya mendesak darurat sudah direspon oleh para pihak yang tergabung dalam kekuatan pentahelix,” katanya.
Misalnya, kata Asep, BBWS Citarum sudah selesai membangun dua titik beronjong. Termasuk perbaikan di Bendung Leuwikuray. Kemudian Dinas Kehutanan Provinsi Jabar ada empat dam penahan.
“Ada penanaman di hutan rakyat seluas 50 hektare. Kemudian ada juga alih usaha pemberian lebah madu dari beberapa perusahaan, di antaranya dari Pengtay dan pihak lainnya,” katanya.
Menurutnya, untuk permodalan sudah diakses melalui program prioritas Bupati Bandung, yaitu pinjaman bergulir tanpa bunga. “Sudah diterima oleh para kelompok usaha perhutanan sosial, khususnya di Blok Citiis,” katanya.
Ia menerangkan, pada rapat pembahasan lanjutan penanganan Sub DAS Ciwidey yang dilaksanakan di Rumah Jabatan Bupati Bandung, yaitu menyampaikan seluruh hasil mitigasi, seluruh hasil identifikasi yang telah dilakukan untuk penanganan Sub DAS Ciwidey.
“Memang ada pendekatan yang sifatnya darurat, artinya ada kegiatan yang sifatnya mendesak darurat jangka pendek. Ada yang sifatnya mendesak darurat jangka menengah, juga mndesak darurat jangka panjang. Itu ada empat aspek, pertama sipil teknis, kedua vegetatif, ketiga pemberdayaan, dan keempat pengawasan dan penegakan hukum,” katanya.
Pada rapat di rumah jabatan bupati Bandung, katanya, sejumlah pimpinan perangkat daerah turut hadir, camat, kepala desa, para pelaku usaha pariwisata dan industri.
“Yang langsung dan tidak langsung berkaitan dengan Sub DAS Ciwidey. Alhamdulillah, Pak Bupati sudah memotivasi kita. Jika berbicara kewenangan sangat multi pihak. Sehingga dengan kekuatan pentahelix sudah dibentuk panitia penanganan Sub DAS Ciwidey yang berasal dari para tokoh Pacira,” ujar Asep.***