SOREANG,balebandung.com – Jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Bandung sempat melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Korea. Hasil dari kunjungan itu, membawa oleh-oleh yaitu, program pangkalan (pelayanan bengkel keliling alsintan) untuk kelompok tani di Kabupaten Bandung. Hal ini bagian dari inovasi Dinas Pertanian dalam pelayanan kepada masyarakat petani.
“Saya pernah berkunjung ke Korea, oleh-olehnya ada bengkel keliling. Dengan adanya bengkel keliling ini bisa melakukan pelayanan kepada masyarakat petani dengan cara gratis. Bahkan, hal ini diapresiasi oleh pihak lain,” kata Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Bandung H. A. Tisna Umaran kepada wartawan di Soreang, Kamis (25/8/2022).
Menurutnya, dengan adanya bengkel keliling ini, ada pihak perusahaan alat mesin pertanian yang tertarik untuk bekerjasama. “Sehingga dengan adanya kerjasama itu tentunya dapat meringankan tugas kita, baik itu keterjangkauan, peralatan maupun anggaran. Pola kerjasama ini, seperti yang dikatakan Pak Bupati Bandung adalah kolaborasi pentahelik dengan melibatkan dunia usaha,” katanya.
Menurutnya, program pentahelik itu dapat menambah kekuatan untuk kemajuan masyarakat Kabupaten Bandung. Ia pun menyebutkan, sempat mendapatkan bantuan alat mesin pertanian dari Korea, yaitu lima unit cultivator.
“Saya terinspirasinya adalah bengkel kelilingnya. Saya mengajukan mobil bengkel atau mobil box, kemudian berjalan dan sampai sekarang sudah terbangun 28 unit pelayanan jasa alat mesin pertanian di tingkat kecamatan hingga desa,” jelas Tisna Umaran.
Dikatakannya, unit pelayanan jasa alat mesin pertanian ini merupakan unit bisnis pengelolaan mesin. “Jadi mesin-mesin yang diberikan bantuan dari kementerian, maupun dari anggaran APBD bisa dikelola secara bisnis. Jadi berapa untuk nilai sewanya, maupun operatornya dan sebagainya. Kemudian berapa untuk pemeliharaan dan uang kas. Dengan adanya pengelolaan ini, alat mesin pertanian bisa berdaya guna dan awet,” katanya.
Menurutnya, dengan adanya bengkel keliling ini, tenaga ahli atau teknisinya melibatkan masyarakat. Semula ada beberapa orang yang dilatih, kemudian dari unsur masyarakat yang mengikuti pelatihan dan bekerjasama dengan kubota.
“Dilatih di kubota gratis. Mulai dari akomodsi, penginapan, makan, pakaian bengkel, selama tiga hari dan kedepan akan lebih mendetil lagi. Dan berharap kedepannya, semakin banyak masyarakat yang dilatih perbengkelan,” katanya.
Dikatakan Tisna Umaran, dengan adanya pelatihan itu, akan memberikan manfaat bagi masyarakat karena alat mesin pertanian akan terawat dan awet saat digunakan untuk pengolahan pertanian.
“Bantuan pemerintah itu, khususnya alat mesin pertanian berguna bagi masyarakat. Karena masyarakat juga mendapatkan keahlian dalam melakukan pengelasan, sehingga dapat menumbuhkembangkan usaha-usaha di tingkat pedesaan,” katanya.
Tisna Umaran pun mengungkapkan, alat mesin pertanian, seperti traktor bisa bertahan lebih dari 15 tahun, jika dipelihara. Alat mesin pertanian dari bantuan pemerintah yang sudah disebar ke masyarakat itu sudah mencapai ratusan unit. Selain alat mesin pertanian traktor, juga mesin pompa, mesin perontok jagung dan padi, mesin panen, alat penyemprotan, dan alat-alat pengolahan kopi.
“Alat mesin pertanian itu bisa digunakan setiap musim pengolahan lahan pertanian. Sedangkan disaat tanaman pertanian padi sudah besar, alat mesin pertanian itu dilakukan pemeliharaan. Mulai dari mengganti oli mesin, kemudian jika ada yang patah dilakukan pengelasan,” katanya. ***