Jumat, April 19, 2024
BerandaBale JabarAher: Kerakusan Penyebab Bencana Alam

Aher: Kerakusan Penyebab Bencana Alam

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. by Humas Pemprov jabar
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. by Humas Pemprov jabar

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan kejadian bencana alam yang kerap terjadi saat ini khususnya di Jawa Barat, akibat dari pemanfaatan sumber daya alam yang bernuansa kerakusan manusia sehingga menyebabkan rusaknya alam.

“Memelihara sekaligus memanfaatkan alam baik tanah maupun air dan kandungan bumi secara berkelanjutan tidak dilarang, yang dilarang adalah ketika pemanfaatannya bernuansa kerakusan dan kerusakan,” kata Aher pada Seminar Nasional Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia di Bandung, Selasa (6/12/16).

Selain itu menurutnya, faktor tekanan penduduk yang sangat tinggi, maraknya pertumbuhan industri yang tidak memperhatikan lingkungan juga menjadi penyumbang. Salah satunya banyaknya pelanggaran di kawasan Sungai Citarum dari hulu hingga hilir.

“Salah satu pelanggaran di kawasan Citarum dari hulu sampai hilir adalah industri dan jasa yang mereka dengan rakusnya mencari uang, dan tidak lagi memperhatikan masa depan,” ujarnya.

Kemudian volume kendaraan bermotor yang terus meningkat menjadi masalah yang harus dipecahkan solusinya. Polusi dari kendaraan bermotor merupakan penyumbang gas rumah kaca terbesar kedua di samping land use change foresty yang mengakibatkan rusaknya tatanan cuaca.

Akibatnya saat ini cuaca menjadi sering tak menentu sehingga petani tidak tahu kapan harus mulai menanam. Begitu juga dengan nelayan menjadi tidak bisa melaut untuk mencari nafkah. Produksi pun menurun dan kemiskinan akan bertambah. “Itu terjadi karena prilaku manusia, karena gas rumah kaca dan co2 serta metan berlebihan pada atmosfir kita rusak kan,” jelas Aher.

Untuk itu gubenur mengajak masyarakat bersama-sama untuk menyelamatkan lahan. Untuk menghadirkan pangan tidaklah harus merusak. “Mari selamatkan lahan, karena untuk menghadirkan pangan tidak harus merusak. Bila leuweung rusak cai saat maka rakyat balangsak,” ungkap Aher.

Senada dengan Aher, Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian LHK Hilman Nugroho menyatakan, penyebab terjadinya banjir karena rusaknya hulu dan DAS yang tidak sehat. DAS merupakan daratan yang berfungsi menampung air hujan hingga melewati berbagai daerah untuk dibuang ke laut.

“Jadi kalau terjadi banjir satu instansi tidak bisa menjawabnya, itu menjadi tanggung jawab semua,” ujar Hilman.

Rusaknya DAS dan tata kelola hutan yang baik harus segera dipulihkan. Seperti banjir bandang yang melanda Garut beberapa waktu lalu disebabkan karena pengelolaan hutan tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air, prilaku masyarakat serta adanya alih fungsi lahan yang belum sesuai dengan pemanfaatan ruang dan bidang.

“Kita lihat bagaimana daerah Darajat, DAS-nya rusak tata kelola hutan kurang baik sehingga harus dipulihkan. Bagaimana areal terdampak di Garut ini disebabkan karena pengelolaan hutan tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air,” ungkapnya.

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI