Bupati Bandung Dadang Supriatna berharap Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama RI (Ipari) Kabupaten Bandung bisa berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam menjalankan program-programnya.
Seperti program Ipari dalam memberikan pelajaran dan pendidikan membaca Al Quran kepada anak-anak dengan metode digitalisasi.
“Belajar dan menghafal Al Quran secara digital ini akan lebih mempermudah untuk mengajak anak-anak belajar dan menghafal Al Quran, sehingga bisa mengubah kebiasaan dari yang tadinya hanya untuk bermain games di handphone,” kata Bupati Bandung saat Launching Buku BEDAS dengan IPARI di Soreang, Senin (24/6/2024).
Bupati mengatakan, jika program digitalisasi Al Quran tersebut dikolaborasikan dengan Program Guru Ngaji yang ada di Disdik Kabupaten Bandung, ia optimis program ini akan menjadi program icon Kabupaten Bandung. Para penyuluh agamapun, kata Kang DS, bisa mendapatkan insentif dari Program Guru Ngaji dari Disdik.
“Sinergi Ipari dengan Disdik ini nantinya menghasilkan metode penyampaian belajar mengaji yang lebih mencerdaskan anak bangsa yang membentuk anak berkarakter dan berakhlaqul karimah,” jelas Kang DS.
Pada kesempatan itu bupati juga menyarankan agar Ipari mengusulkan proposal kegiatan agar bisa mendapatkan hibah dari Pemkab Bandung.
Kang DS juga mengapresiasi peluncuran buku Bedas, Oase Hikmah dari Ipari yang bisa menambah literasi dan wawasan tentang keagamaan. Termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan program-program Pemkab Bandung dengan visi misi Bedas; Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera .
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung, Cece Hidayat mengungkapkan, dari segi kesejahteraan, para penyuluh agama ini, terutama penyuluh agama honorer (PAH), kondisinya masih memprihatinkan.
Padahal, kata Cece, peranan Ipari selama ini cukup stretegis dan menjadi ujung tombak pemerintah. Sebanyak 280 penyuluh agama se-Kabupaten Bandung ini menyampaikan program-program pembangunan pemerintah dari sudut pandang agama, agar masyarakat bisa lebih memahami program dari pemerintah.
Bukan saja agama Islam, di Kabupaten Bandung, ada juga penyuluh agama Kristen dan Hindu. Mereka bekerja siang malam memberikan penyuluhan agama kepada masyarakat dan dampaknya luar biasa bagi keberhasilan program pembangunan pemerintah.
“Jadi kami berharap, agar para penyuluh agama honorer (PAH) ini bisa diberikan bantuan difasilitasi untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Bayangkan kalau mereka harus mendatangi pengajian malam-malam ke tiap kampung, dengan harus jalan kaki atau naik ojeg, sementara honor mereka kecil,” beber Cece.***