BANDUNG – Mulai hari ini Senin 17 Oktober 2016, para pemilik kendaraan bermotor di Jawa Barat akan dibebaskan dari biaya Bea Balik Nama (BBN) kedua dan denda pajak.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan pembebasan ini akan diberlakukan hingga tanggal 24 Desember 2016. Aher menjelaskan pembebasan BBN kedua dan denda pajak ini bagian dari terobosan Dinas Pendapatan (Dispenda) Provinsi Jabar untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya (PAD), di mana sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) menjadi sektor penyumbang terbesar PAD Provinsi Jabar.
“Kita akan terus mengejar wajib-wajib pajak yang dengan berbagai cara, ternyata masih tersisa wajib pajak belum bayar pajak. Nah, yang sisa inilah yang kita inginkan ada terobosan dan melalui terobosan ini mereka bisa bayar pajak dengan enak,” kata Aher di hadapan awak media di Gedung Sate, Senin (17/10/16) sore.
“Jadi yang dimaksud BBN kedua itu kalau BBNKB pertama langung dari dealer, ketika off road jadi on road itu harus (bayar pajak) dan kita tidak berani membebaskan. Nah, yang kedua itu adalah ketika mutasi atau balik nama, misalnya seseorang yang beli kendaraan, tapi bukan kendaraan baru,” terang gubernur.
Selain itu, Aher juga mengatakan BBNKB kedua dan seterusnya ini akan berlaku bagi pemilik kendaraan bermotor dari provinsi lain yang ingin pindah atau bertempat tinggal di wilayah Jabar. Maka bagi mereka juga tidak akan dikenakan biaya bebas balik nama tersebut.
“Yang kedua, kita bebaskan denda pajaknya. Katakanlah ada masyarakat kita yang belum bayar pajak dua tahun, atau terlambat beberapa bulan, atau terlambat tiga tahun dan seterusnya. Pokoknya bagi dia bayar pokok pajaknya saja, dendanya tidak usah dibayar sama sekali,” papar Aher.
Melalui terobosan ini, diharapkan akan semakin meningkatkan PAD Jabar dari sektor PKB dan BBNKB, serta salah satu cara dalam menyadarkan masyarakat agar membayar kewajiban pajaknya.
Jumlah kendaraan bermotor di Jabar per September 2016 mencapai 15.750.624 unit. Dan 13.447.117 unit diantaranya atau 85,38 % adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sementara sampai dengan Desember 2015 ada sekitar 27% kendaraan bermotor yang belum melakukan daftar ulang atau belum melajukan kewajiban pajaknya.
“Nah, inilah yang menjadi sasaran kita. Kita akan melakukan Tax Ambesty ala Jawa Barat. Dan kita targetkan melalui terobosan ini PAD kita meningkat sampai Rp 390 Milyar,” kata Aher.
Sebelumnya, Dispenda Jabar pun telah melakukan berbagai terobosan atau inovasi, diantaranya membuat 34 tempat Samsat Keliling, Samsat Gendong, Samsat di berbagai mall yang ada di Jawa Barat, Drive Thru, hingga pembuatan e-Samsat atau Samsat Elektronik melalui kerjasama dengan Bank BJB, BNI, BRI, dan BCA. Melalui e-Samsat ini para wajib pajak yang berada di luar Jabar bahkan luar negeri masih bisa melakukan transaksi pajaknya.