Jumat, April 19, 2024
BerandaBale JabarIni 5 Pilar yang Dibangun dalam Penanganan Stunting

Ini 5 Pilar yang Dibangun dalam Penanganan Stunting

BANDUNG, Balebandung.com – Pemerintah terus melakukan upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menerangkan, ada lima pilar yang dibangun dalam penanganan stunting di Tanah Air saat ini.

“Pertama adalah komitmen. Komitmen Presiden, Wakil Presiden, pemerintah daerah, lembaga dan instansi terkait sudah cukup bagus dalam penanganan masalah stunting ini,” ujar Hasto, di kawasan Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (27/9/2022).

Kemudian, diutarakan Hasto, mengedukasi masyarakat tentang stunting secara masif agar pencegahan bisa dilakukan sejak dini. Namun begitu, dia menekankan, pelatihan terhadap kader-kader terus dilakukan agar pencegahan stunting di tengah masyarakat tetap berjalan.

“Lalu konvergensi pencegahan stunting, yaitu program-program kementerian atau lembaga yang beririsan dengan stunting bisa dikuatkan. Seperti PKH (Program Keluarga Harapan), kalau bisa diberikan kepada keluarga yang berisiko stunting,” paparnya.

Selanjutnya adalah ketahanan pangan. Hasto berharap, tidak ada daerah atau wilayah yang kekurangan pangan. Soalnya penyebab seseorang terkena stunting adalah kurangnya asupan gizi ke dalam tubuh.

“Seperti hari ini, bagaimana menguatkan produk lokal Jawa Barat bisa menjadi pengganti produk-produk asing, yang kemudian bisa menjadi bagian kemandirian pangan tapi memiliki gizi seimbang,” urai mantan Bupati Kulon Progo ini.

Terakhir adalah pendataan. Hal ini penting dilakukan agar program pencegahan stunting dari pemerintah bisa berjalan dengan baik. Maka itu, pihaknya meminta agar tim pendamping di lapangan melakukan pendataan secara valid.

“2021 kemarin angka prevalensinya 24,4 persen. Mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa berada di angka 21,4 persen,” sebut Hasto.

Hasto mengutarakan, dalam pencegahan stunting ini diperlukan peran serta masyarakat tak terkecuali partai politik. Dirinya pun mengapresiasi apa yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat yang dipimpin Ono Surono untuk turut serta dalam menangani persoalan stunting.

Diketahui, PDI Perjuangan Jabar akan menggelar Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal Makanan Non Beras sebagai sumber karbohidrat dan protein (lauk pauk) dan makanan bayi di bawah dua tahun. Hal ini karena pencegahan stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan.

“Ini bagus sekali. Dan ini merupakan implementasi ideologi, bahwa kita harus berdikari dalam bidang ekonomi termasuk pangan, hingga ke pemenuhan gizi yang cukup untuk masyarakat,” tegasnya. ***

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI