
KATAPANG – Warga Kampung Patrol Citaliktik Desa Gandasari Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung, mengancam akan membongkar kirmir sepanjang kurang lebih 50 meter setinggi 2 meter yang bangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung belum lama ini. Pembangunan kirmir tersebut dikhawatirkan mengakibatkan banjir ke permukiman warga dan sekolah.
Salah seorang warga Kampung Patrol, Ayep Rukmana mengatakan, belum lama ini Dinas PUPR Kabupaten Bandung membangun kirmir selokan di jaringan irigasi Sungai Cikambuy. Ayep menduga tujuan pembangunan kirmir tersebut untuk mencegah luapan air dari solokan tersebut ke sawah yang ada di samping tembok penahan tersebut. Namum sayangnya, tembok setinggi 2 meter itu hanya dibangun sebelah. Sehingga, jika air besar bisa meluap masuk ke pemukiman mereka.
“Kalau banjir ke pemukiman dan sekolah akan kami bongkar paksa. Karena mereka seenaknya saja membangun benteng tanpa memerhatikan keselamatan warga disekitarnya,” ungkap Ayep, Kamis (25/10/18).
Sebenarnya, kata Ayep, sejak pembangunan benteng tersebut dimulai, ia telah menyatakan keberatan kepada pelaksana proyek pembangunan. Namun mereka mengaku hanya melaksanakan perintah dari atasannya yang mendapatkan pekerjaan proyek dari DPUPR Kab Bandung. Sehingga, meskipun mendapatkan penolakan dari warga, mereka tak bisa menghentikan pekerjaan tersebut.
“Saya sudah protes keberatan sama orang-orang yang ada di proyek pekerjaan tersebut. Tapi namanya juga cuma bawahan, mereka enggak bisa mengambil keputusan. Makanya proyek itu jalan terus,”ujarnya.
Ayep melanjutkan, selain akan membongkar paksa kirmir tersebut. Ia juga mempertanyakan perencanaan pembangunan yang telah dilakukan DPUPR Kab Bandung. Sebab sejatinya pembangunan tersebut dilakukan pemerintah untuk ketentraman, keamanan dan kenyamanan masyarakatnya.
“Kami juga bingung melihatnya. Semula kami mengira mau dibangun kiri kanan. Eh, ternyata cuma sebelah. Padahal di belakang kirmir yang mereka buat itu cuma sawah. Nah, ini pemukiman warga dan sekolah malah dibiarkan terancam banjir,” sesal Ayep. ***